Rabu, 31 Maret 2010

contoh press release

PENGOBATAN ALTERNATIF KI JOKO GENDENG
Jl. Embong Lawas 151 Surabaya 54321


PRESS RELEASE SEGERA

For more information please contact:
Ki Joko Gendeng (031)24135621
Gigicentre701@yahoo.com


Waspadai Bau Mulut Menyerang

Bau mulut, infeksi mulut jangan diremehkan. Bisa jad, itu pertanda akibat gangguan pada infeksi di rongga mulut, gigi bolong, gigi bengkak, karang gigi, atau bahkan memakan makanan yang berbau kuat seperti bawang putih atau bahkan jengkol. Bila diabaikan bisa mengakibatkan berbagai penyakit kronis. Kunjungi pengobatan alternative Ki Joko Gendeng yang menjadi harapan untuk atasi keluhan akibat bau mulut.

Pengobatan alternative ki Joko Gendang memberikan terapi tanpa operasi dan obat, penderitaan bau mulut karena bawaan lahir atau akibat lainnya dapat menjalani terapi kocok gigi. Terbukti, banyak orang yang mendatangai pengobatan altenatif Ki Joko Gendeng sebagai pengobatan penyakit mereka.

Di tulang rahang terdapat saraf yang sangat penting. Saraf itu mengontrol semua kerja bagian mulut kita. Pengambilan fungsi normal saraf tersebut menggunakan kocok gigi telah dilakukan sejak tahun 1885. metode ini mengacu padametode modern untuk meningkatkan kemampuan tubuh menyembuhkan diri sendiri. Ki Joko Gendeng akan membantu anda.

Ki Joko Gendeng adadlah jawaban tepat untuk mengoptimalkan kesehatan manusia lewat control sistemsaraf dan mengoreksi bagian-bagian mulut yang tidak normal. Cara kerjanya, dengan deteksi gangguan, pembetulan dan pencegahan kocogigi dimana bagian mulut yang tidak normal sehingga system saraf terganggu.

Gangguan sistem saraf pada mulut tidak selalu ditandai dengan sakt. Butuh control secara periodik. Pengobatan alternative Ki Joko Gendeng di Jl. Embong Lawas 151 Sby, membantu menyembuhkan kondisi itu dengan teknk ringan dan ilmiah. Aman untuk segala usia. Hubung untuk membuat perjanjian di (031)24135621.

********


PRESS RELEASE SEGERA
Nur Hayati yang penuh perencanaan
Yang penting semua teratur dan terencana

Hidup memang adalah pilihan. Tapi kesuksesan hidup bukanlah pada apa yang kita pilih, tapi pada bagaimana kita menjalani pilihan tersebut. Nur Hayati menyadari betul hal tersebut.
Karena itu, mahasiswi prodi umum ilmu komunikasi IAIN SUPEL tersebut menyatakan ingin menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Hidup butuh perencanaan. “Hidup itu seperti berdagang, sekali kita gagal bertransaksi maka akan ada banyak rupiah yang hilang dari kantong kita,” katanya.
Sebagai mahasiswa, Nur termasuk yang ketat jadwal. Semua yang ingin dilakukan dalam sehari dicatat di buku kecil yang menurutnya tak pernah absen dari ransel. Mulai dari pekerjaan rumah, sampai apa-apa yang ingin dilakukan di kampus dicatat dengan rapi. Meski tak jarang, jadwal yang telah ditulis tidak semua bisa dikerjakan. “Ya....sering sih meleset dari jadwal. Tapi itu akan jadi hutang. Besoknya harus dikerjakan,” ungkap dara kelahiran Madura ini.
Dalam urusan kuliah, Nur mengaku memiliki jadwal khusus. “Minimal satu mata kuliah punya satu buku pegangan,”. Dia juga tidak lupa menyisihkan uang saku untuk ditabung. Meskipun kadang uang yang hendak ditabung habis sebelum sempat masuk rekening.
Ketika ditanya perihal buku-buku yang dibeli, dia menyatakan tidak semua buku pelajaran. Pengagum karya satra ini juga seringkali membeli novel ataupun atau buku sastra. “Selain suka nulis kebetulan suka sastra juga,” ungkap pengagum berat Khairil Anwar ini
Mengenai hobinya yang satu ini, cewek berbintang aquarius tersebut mengaku memilih program studi komunikasi berbekal hobinya tersebut. ”Dulu mikirnya kalau jurusan komunikasi itu ada hubungannya ama penulisan sastra. Gak tahunya malah condong ke media massa,” ungkapnya sambil tertawa mengenang masa lalu.
Meski mengaku tidak seperti yang diharapkan, tapi ia tidak menyesal. Dara kelahiran 10 Februari tersebut tidak ingin putus asa. Toh dia tetap bisa menulis. “Apapunlah….. pokoknya bisa nulis,” ungkapnya.
Dilingkungan kampus, Nur memang tidak tergolong mahasiswi yang aktif. Tapi alih-alih menjadi ketua kosma selama 4 semester, membuat dia cukup dikenal oleh beberapa dosen. Selain itu, Nur yang dicap sebagai ibu dikelasnya ini , acapkali menjadi tempat curhat teman-temannya.”Kosma itu orangnya asik. Enak diajak ngobrol, juga suka nolongin kita kalau lagi ada tugas,” ungkap Ifah salah seorang teman sekelas Nur.
Meskipun tergolong aktif, tapi Nur mengaku tidak banyak aktif di organisasi kampus. Saat ini ia hanya aktif di LPM Institut Solidaritas. Organisasi kampus menurutnya tidak prospektif. Kegiatannya pun tidak jelas. “Lebih mirip reunion tiap hari,” ungkapnya yang mengaku pernah mencoba ikut dalam kegiatan PMII.
Mengenai LPM Solidaritas, Nur memilih aktif disana bukan karena organisasi ini dianggap paling maju. Tapi lebih pada tambahan pengalaman didunia penulisan. “Disana aku ketemu dengan teman-teman dari fakultas lain. Sebagian sudah ada yang pernah masuk media. Lumayanlah….untuk tambahan referensi,”
Ditanya mengenai kegiatan lain diluar kampus dengan setengah bercanda dia menjawab, “Wah…. Aku ini pengacara mbak, pengangguran banyak acara,”. Walaupun akhirnya dia mengaku juga perihal kesibukannya.
Selain kuliah ia juga memiliki kesibukan lain yaitu mengajar TPQ di daerah Waru. Ia juga masih tercatat sebagai santri di sebuah pesantren salafiyah di daerah Waru juga. Meskipun suka membuat jadwal tapi ia mengaku tak pernah menjadwal belajar dirumah. Nur lebih banyak belajar dijam-jam kosong kuliah. “Soalnya kalau dirumah ribet ama kerjaan,” aku Nur yang juga membantu ibunya menjaga warkop.(nh/kom)

********

contoh press release

Lembaga Pers Mahasiswa
SLIDARITAS
IAIN Sunan Ampel Surabaya
Sekretariat
Gedung Baru BEM IAIN Sunan Ampel Jl. Ahmad Yani 117 Surabaya 60237
Phone: 085655182294; E-mail: solidaritaspress@yahoo.com
PRESS RELEASE SEGERA


Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Nur Hayati
No. Tlp.085733524736/Fax (031) 8669986
alfinurya@yahoo.com


Solidaritas Rekrut Kru Baru

Surabaya_IAIN. Lembaga Pers Mahasiswa Institut Solidaritas IAIN SUPEL mengadakan perekrutan kru baru. Pendaftaran calon peserta diadakan di kantor Solidaritas mulai tanggal 1-27 Desember 2009. Pendaftaran dengan cara menyetorkan artikel dan administrasi sebesar Rp.15000,-. Kegiatan dilanjutkan dengan acara diklat jurnalistik dasar dengan tema ‘Mengubah Dunia Dengan Pena”. Diklat tersebut dilaksanakan pada tanggal 28-30 Desember 2009. Bertempat di gedung DPW PAN Surabaya.

LPM Solidaritas merupakan lembaga ekstrakulikuler kampus tingkat institut. Sejak awal pendiriannya sekitar tahun 1974, LPM Solidaritas telah menjadi wadah kreatifitas serta ruang bagi para mahasiswa yang tertarik pada dunia jurnalistik. Terus melakukan perubahan sampai menemukan kesempurnaan, menjadi salah satu tekad LPM Solidaritas.

Dalam diklat jurnalistik dasar, para peserta dibekali dengan pengetahuan dasar mengenai dunia jurnalistik. Tidak hanya dalam taraf teori, para peserta juga dilatih untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan ‘haunting sehari’ pada hari terakhir diklat. Pada kegiatan ini para peserta yang terbagi dalam kelompok diharuskan membuat produk berita seperti straight news, depth news dan features.

Narasumber dalam kegiatan tersebut sebagian besar merupakan para senior yang dulunya juga aktif di LPM Solidaritas, dan kini tengah meniti karir di berbagai media. Diantaranya seperti; Buyung Pambudi, Arya Dewa Pambudi, M. Anas Fachruddin, Sul’anam, Alfi Yusron dan Nurul Huda. Sebagian juga diisi oleh para kru Solidaritas sendiri seperti Mukhdor Ali dan Fikri Yanda.

Sebagai follow up kegiatan diklat ini, para peserta yang berganti nama menjadi kru magang solidaritas, ditugaskan untuk menciptakan sebuah bulletin dengan nama ‘coret’. Diklat lanjutan akan diadakan dengan materi ‘Jurnalistik Investigasi’, pertengahan April tahun ini. Seluruh kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan dalam rangka regenerasi dan kaderisasi di tubuh LPM Solidaritas yang akan terus menjadi lembaga pers yang idealis, kreatif, transformatif, dan dialektif.

********

contoh artikel

Siapkah IAIN menjadi UIN???

Pembicaraan mengenai rencana konversi IAIN menjadi UINmemang bukanlah halyang barau.hal ini telahsanter dibicarakan sejaktahun2006.ketika mentri Agama yang menjabat pada waktu itu, Maftuh Basyuni menyatakan bahwatak perlu lagi ada IAIN yang dikonservasi menjadi UIN. Beliau beralasan bahwa nantinya UIN justru akan lebih focus pada studi umum daripada studi keagamaan. Hal inididasarkan pdada fakta 6 UIN yang telah mendahului menjadi UIN.

Berbicara mengenai rencana tersebut, pada dasarnya ada dua sisi yang diperhitungkan, yaitu orientasi sekarang dan kedepan. Terkait adanya beberapa regulasi untuk memekarkan institusi yang ada di Indonesia, terutama dibidang pendidikan. Melalui format UIN diharapakn IAIN nantinya akan jauh lebih fleksibel. Fleksibelitas tersebut ditinjau dari beberapa aspek diataranya:
Fleksibelitas program studi
Kesesuaiandengan tuntutanpasar, terkait output dan outcame
Pengembangan strategis terutama mengenaidukungan financial baikdomestik maupun luarnegeri

Namun kita juga tidak bisa menafikan bahwa alas an berdirinya IAIN adalah agar dapat menjadi pusat kajian keIslaman. Serta melestarikan warisan keilmuan dibidang keagamaan. Sebagaimana kesepakatan para Founding Father IAIN ,khususnya diwilayah JawaTimur. Dari sinilah dapat dipahami bahwa IAIN dianggap lebih strategis untuk merealisasikannya.

Terlepas dari semua itu, rencana konversi IAIN menjadi UIN tampaknya hanya tinggal menunggu hari. Perlahan tapi pasti. Seperti yang pernah diungkap oleh Rektor IAIN sendiri bahwa “Kesiapan tim sudah menunjukkkan greget yang amat tinggi untuk bisa menghasilkan proposal yang qualified, terkait perubahan IAIN menjadi UIN”melihat pernyataanterdsebur agaknyaIAIn memangtelahmempersiapaknsemua.

Lebih jauh mengenai kesiapan IAIN menghadapi konversi tersebut dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, mengenai kesiapan sarana dan prasarana. Dalam hal ini, IAIN memulai langkahnya dengan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi Islam diluar negri. Seperti Cairo University, Minea University, Canal Suez University dan juga Al-Azhar University. Juga melalui pengiriman beberapa dosen untuk studi banding ke luar negeri. Kegiatan tersebut merupakan bukti bahwa IAIN tidak main-main dengan keinginannya.

Kedua, IAIN juga memiliki tugas penting terkait perubahannya nanti yakni kesiapan untuk tetap mempertahankan esensi keagamaan dalam pengembangan kedepannya. Jangan sampai IAIN mengalami nasib yang sama dengan para pendahulunya yang telah kehilangan jati diri. Dalam arti termarginalkannya studi-studi keagamaan. Menanggapi kekhawatiran tersebut, pihak IAIN dalam hal ini diwakili oleh Rektor, menyatakan bahwa nantinya basis keagamaan nantinya akan tetap menjadi core dalam pengembangan UIN (eksIAIN,red). Semua akan berada dalam koridornya masing-masing. Artinya antara studi umum dengan keagamaan akan dikembangkan secara seimbang.

Ketiga, mengenai tanggung jawab moral terhadap para lulusannya. Hal ini menjadi perbincangan menarik ditengah rencana konversi tersebut. Artinya dengan adanya konversi tersebut diharapkan para lulusan IAIN nantinya lebih diterima dimasyarakat. Kaitannya dengan lapangan pekerjaan, didukung dengan kepandaian dan skill yang memadai tentunya.

Namun sebagaimana kita ketahui semua ini masih teori belaka. Baik atau tidak kedepannya belum bisa diprediksi. Kita hanya bisa berharap usaha keras yang telah dilakukan akan berbuah manis. Paling tidak kita telah berani bermimpi untuk maju.