Selasa, 31 Agustus 2010

“EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS” SCOTT M.C Bab 11 ( Menindentifikasikan problem public relation, tehap 1 ) BAB 12 ( PERENCANAAN DAN PEMOGRAMAN, TAHAP 2 )

Dalam bentuknya yan paling maju, PR adalah bagaia proses perubahan dan pemecahan masalah di organisasi yang dilakukan secara ilmiah. Praktis PR jenis ini menggunakan teori dan buku terbaik yang ada untuk melakukan proses 4 langkah pemecahan Problem :

ANALISIS SITUASI >> Mendefinisikan Problem Masalah (“Apa yang sedang terjadi sat ini”)
STRATEGI >> Perencanaan dan pemograman (“ Perencanaan dan pemograman”)
IMPLEMENTASI >> Mengambil tindakan dan Brkomunkasi (“Bagaimana kita melakukannya dan dan kapan kita melakukannya.”)
PENILAIAN >> Mengevaluasi progam (“Seberapa baik langakah yang kita lakukan?”)

Dalam proses di atas tentu kita membutuhkan banyak langkah kecil di dalam masing-masing 4 langkah tersebut yang akan kita bahas dalam tiga bab selanjutnya. Namun dalam bab ini kita akan menitikberatkan pada metode riset dan pencarian fakta yang diperlukan untuk mengawali proses perencanaan strategis.

PERAN RISET DALAM PERENCANAAN STATEGIS

Apa itu riset?? Riset adalah sederhana, semacam keadaan pikiran , sikap yang ramah dan terbuka terhadap perubahan agar tidak ketinggalan zaman. Riset dapat diterapkan untuk apa saja. Persoalan personal atau bisnis macam apapun ! Riset adalah sebuah pemecahan masalah, bukan pemikiran yang akan baik denagn sendirinya? Riseta adalah sebuah pimikiran composer, bukan pemikiran pemain sepak obola, dan riset adalah sebuah “hari esok” ! bukan sekarang.

Apa kegunaan dari riset ?? riset diguanakan oleh sebagaian perusahaan sebagai alat pendengar untuk memecahakan sebuah problem (PR) diperusahaan tersebut, denagn menutup lubang dan membantu perusahaan mendengar apa kata konstitusinya. Karena dengan riset terencana ini anda akan mengetahui bagaimana orang-orang bereaksi terhadap ucapan anda selama ini. Ringkasnya riset dipakai untuk menentukan “ apa yang terjadi saat ini?”

Lalu apa strategi yang lakukan ?? Pernyataan problem yang berguna harus meringkas apa yang telah dipelajari tenatng situasi problem : (1) Pertanyaan proble ditulis dalam bentuk present tense, yang mendiskripsiakan situasi ayng terjadi saat ini, (2) Pernaytaan problem mendiskripsikan situasi spesifik adan term yang bias diukur, denagn memberi perincian dari 5W+1H.

Apa sumber persolannya?
Damana problemnya?
Kapan sesuatu itu menjadi problem?
Siapa yang terlibat atu dipengaruhi?
Bagaimana mereka terlibat atau dipenagruhi?
Mengapa ini menjadi paerhatian organisasi atau publiknya?

(3) Sebuah pernyataan problem tidak menyiratkan solusi atau mrnyebutkan siapa yang mirip strategi iakn sotong atau gurita yang menyemprotkan tinta ketika merespon situasi yang tidaka akan beres. Contoh klaik dari pernyataan problem “ Persoalan kita di sini adalah problem komunikasi. “ Komunikasi adalh sebagain dari solusi, buka problem.

ANALISIS SITUASI

Sebuah analisis situasi ayng memuat semau latar belakang informasi ayng diperlukan untuk menjelaskan dan mengilustrasikan secara detail dmakan dari sbuah petnyataan problem.. Analisis ini tak lepas dari factor internal dan eksternal. Faktor Internal yang berhubunagn denagn kebijakan, prosedur dan tindakan organisasi yang berhubungan dengan situasi problem. Sedangkan factor eksternal biasanya menggunakan “analisis stakeholder” yaitu proses mengindentifikasi siapa yang terlibat dan siapa yang dipengaruhi suatu situasi.

Sebenarnya analisis detail tentang factor internal dan eksternal dalm suatu problem dapat memberi praktisi informasi strategi yang mereka butuhkan untuk menilai kekuatan (Strength), dan kelemahan (Weakness), menindentifikasi peluang (Oppourtunitty) dan ancaman (Threat) atau biasa disingkat menjadi “SWOT” atau “ TOWS”.


PROSES RISET


Metode Informal atau “Eksplorasi”

a. Kontak Personal
b.Informan Kunci
c.Kelompok focus dan Forum Komunikasi
PROSES RISET d. Komite dan Dewan Penasehat
e.Ombudman dan Penjabat Ombuds
f.Saluran Telpon Bebas
g.Analisis Surat
h.Sumber Online
i.Dan Laporan Lapangan

Metode Formal
a.Analisis Sekunder dan Database Online
b.Analisis isi
c.Survei









BAB 12
( PERENCANAAN DAN PEMOGRAMAN, TAHAP 2 )

Perencanaa strategis dalam PR melibatkan pembuatan keputusan trentang tujuan dan sasaran progam. Mengindentifikasi Publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk mmandu pemilihan strategi, dan menentukan strategi. Dalam praktisi PR bekeja sama dengan manajer lain untuk mengembangkan rencana progam startegis. Proses perencanaan biasanya menggunakan langkah-langkah berikut :

1.Mengindentifikasi peran dan misi Menentukan cakupan kerja yang akan dilakukan.
2.Menentukan area hasil utama.
3.Mengindentifikasi dan mengspesifikasi indicator efectivitas. Menentukan factor yang dapat diukur sebagai dasar penentuan sasaran. Sasaran berfungsi sebagai berikut :

a.Memberi focus dan arah untuk pengembangkan strategi dan taktik progam
b.Menyediakan pedoman dan otivikasi bagi pihak yang mengimplementasikan pogram tersebut.
c.Menyebutkan riteria untuk memonitor kemajuan dan menilai dampaknya.

4.Memilih dan menentukan sasaran. Menentukan hasil yang dicapai.
5.Menyiapkan rencana aksi, dengan menentukan bagaimana mencapai sasaran specific diantarnya :

a.Pemograman. Menetukan urutan tindakan dalam mencapai sasaran
b.Penjadwalan . Menentukan waktu yang diperlukan untuk langkah-langkah aksi da sasaran.
c.Anggaran. Menentukan dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran
d.Menetapkan akunstabiltas. Menentukan siapa yang mengawasi pecampaian sasaran dan langkah-langkah aksi.
e.Mereview dan merekonsiliasi. Mengetes dan merevisi rencana tentative, jika diperlukan,sebelum melakukan aksi.

6.Menetapkan control. Memastikan pencapain sasaran secara effective.
7.Berkomunikasi. Menentukan komunikasi organisasi yang diperlkan untuk mencapai pemahaman dan komitmen dalam enam kangkah sebelumnya
8.Implementasi. Memastikan kesepakatan di antara orang-orang yang penting tentang siapa danpa yang dibutuhkan untuk upaya itu, pendekatan apa yang paling baik, siapa yang perlu dilibatkan, dan lanakah aksi apa yang perlu diambil segera.
Yaitu dengan melekukan langkah-langkah :

a.Menulis skenarioPerencanaan
b.Mengatisipasi Bencana dan Kritis
c.Membentuk pusat Informasi.
d.Penganggaran.

Penyataan misi untuk fungsi PR disusun berdasarkan pernyataan misi organisasi. Biasanya misi PR adalah membantu organisasi mencapai misinya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mengumpulkan dan menganalisis informasi tantang perubahan pengetahuan, opini, dan perilaku public utama dan kelompok stherholder.
Berfungsi sebagai sumber sentralminformasi tentang organisasi dan sebagai saluran komunikasi resmi antara organisasi dengan publiknya.
Mengkomunikasikan informasi signifikan, opini dan interpretasi agar public dan stakeholder lainnya mengetahui kebijakan dan aksi organisasional.
Mengoordinasikan aktivita-aktivitas yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan public dan kelompok stakerholder lainya.
Dalam organisasi ini PR harus mengembangkan funsi utama, bukan sekedar sampingan, dan PR harus dapat persetujuan manajemen.

Jumat, 20 Agustus 2010

“EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS” SCOTT M.CUTLIP, ALLEN H. CENTER EDISI KESEMBILAN-BAB III

3. Setting Organisasi
a.Asal Usuk Public Relation dalam Organisasi
Pr dalam organisasi berawal dari awal yang sederhana dan tak sengaja. Pada mulanya diawalidengan orang-orang yang bertugas sekadar membalas surat dari pelanggan, menulis advertaising institusional atau orang yang melayani tamu. Namun dalam organisasi lain, PR dimulai dengan publisitas produk dan jasa.
Organisasi PR tidak selalu berwal dari sesuatu yang baik, misalnya kecelakaan atau penarikan produk dan kemudian PR didefinisikan ulang agar sesuai dengan misi yang berubah. Karena ada banyak fator yang memengaruhi kemunculan PR di dalam organisasi maka beberapa organisasi besar kadang-kadang hanya punya departemen PR yang kecil , hingga akhirnya departemen PR internal dibuat secara tambal-sulam agar sesuai dengan organisasi dan situasi khususnya.
PEMBENTUKAN DEPARTEMEN PUBLIC RELATION
Posisi PR di bagian organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen ( top management) sering kali dapat dijelaskan dengan menjelaskan bagaimana fungsi PR ini muncul, misalnya para pemimpin manajer di sebuah perusahaan yang tumbuh cepat menyadari bahwa mereka telah kehilangan hubungan dekat dengan karyawannya dan komunikasi tatap muka dengan semua karyawan sudah tidak memungkinkan lagi. untuk menjadikan hubungan dengan karyawan membaik kembali maka perusahaan menyewa seorang penulis untuk sesekali menulis berita tentang prestasi karyawan. Setelah itu fungsi ini berkembang bukan sekadar komunikasi karyawan belaka, maka pihak pimpinan manajemen memisahkannya dar departemen SDM dan memberinya nama baru Departement PR. Misinya adalah meningkatkan mutu komunikasi dan membangun hubungan yang lebih baik dengan stakeholder utama internal dan eksternal.
MENYEWA PENASIHAT LUAR
Perusahaan menyewa tenaga dari luar perusahaan untuk memecahkan problem opini publik yang diidentifikasi dalam survey, hingga kesuksesan tersebut berlnjut dan manajemen ini mengandalkan sepenuhnya kepada kemampuan PR dari luar perusahaan.
b.Public Relation dimulai dari Pimpinan Manajemen
Salah satu pendapat umum yang diakui dalam PR menyatakan bahwa reputasi Publik dari suatu organisasi berasal dari tindakan pejabat seniornya. PR dimulai pada suatu kelalaian di sebuah perusahaan hingga manajemenyang telah merasakan manfaat dari PR untuk membentuk PR sebagai sosok yang bertindak untuk menciptakan opini yang positif terahadap masyarakat dan dapat memengaruhi masyarakat agar dapat menciptakan opini yang positif terhadap perusahaan kita dan Tugas pertama yang harus dilakukan oleh PR adalah mencari dan mempertahankan dukungan dari manajemen
c.Peran Staf
Public Relation adalah salah satu dari beberapa fungsi staf, bahwa ia memberi nasihat dan mendukung manajer lini yang bertanggung jawab dean punya wewenang untuk menjalankan organisasi.
Manajemen mengharapkan hal-hal berikut dari staf PR:
1.Loyalitas.
2.Saran mengenal aspek PR.
3.Keahlian dalam mengartikulasikan prinsip dan memperkaya pemahaman publik terhadap organisasi.
4.Inspirasi untuk membantu semua anggota melakukan hal yang terbaik.
5.Memengaruhi agar anggota lain tidak merugikan organisasi,
6.Karakter-jujur, dapat dipercaya dan bijaksana.

Namun sebaliknya, staf PR mengaharapkan hal-hal berikut ini dari manajemen:
1.Kepemimpinan PR yang positif
2.Dukungan kebijakan komunikasi.
3.Perencanaan strategis yang meliputi kebijakan dan program.
4.Anggaran yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan, termasuk dana untuk riset opini publik, analisis, dan evaluasi program
5.Bersedia untuk mengadakan musyawarah dan tampil didepan publik.

Kedua belah pihak punya hak untuk mengharapkan karakter dan kinerja untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan.
d.Peran dalam Pembuatan keputusan
Sebagai fungsi manajemen, PR adalah bagia dari struktur organisasi dan bagian dari proses untuk menyesuaikan diri dengan perusahaan. Tanggung jawabnya mencakup aktivitas membantu organisasi untuk mengidentifikasi, menilai dan menyesuaikan diri dengan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan tekhnologi yang terus berkembang
e.Departemen Internal
Departemen Internal adalah struktur paling lazim untuk memenuhi kebutuhan PR organisasi.
Demikian kelebihan dari departemen Internal:
1.Anggota Tim, adalah jauh lebih menguntungkan dari pada menggunakan penasihat dari luar
2.pengetahuan organisasi, berarti orang-orang PR punya pengetahuan yang mendala dan terkini tentang organisasi karena mereka adalah orang-orang dalam
3.Menghemat biaya banyak program yang sedang dilakukan di organisasi, biasanya terjadi dalam biaya overhead dan ntegrasi yang lebih ofisien dalam organisasi
4.Ketersediaan mitra, praktisi staf terdiri dari bnyak aspek, saat ketika ada yang tidak beres, praktisi tidak perlu jauh-jauh untuk mengadakan rapat dengan pejabat organisasi.
Kekurangan departemen Internal
1.Hilangnya objektivitas, dapat terjadi secara pelan dan tak terlihat, dalam tugasnya mereka cenderung terserap dan menyesuaikan diri dengan pandangan kelompok.
2.Dominasi dan kepatuhan, terjadi ketika fungsi PR internal terkooptasi, dan menyebabkan menjadi kelompok” yes-men/women”.
3.Kerancuan misi dan peran, dapat terjadi karena staf selalu tersedia jika dibutuhkan Praktisi boleh jadi akan terjebak untuk selalu siap menuruti perintah eksekutif sehingga tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.
f.Penentu keunggulan
“Excellence Study” yang didanai oleh Internasional aAssociation of bussines Communication(IABC)
Menyebutkan faktor-faktor utama yang membuat PR menjadi fungsi manajemen yang efektif di dalam organisasi antara lain sebagai berikut
1.Pemberdayaan fungsi PR
Eksekutif PR senior dilibatkan dalam proses manajemen strategis organisasi, dan program komunikasi
Eksekutif senior beranggotakan dari koalisi dominan organisasi, atau eksekutif PR dan bertanggung jawab langsung ke manajer senior.
Diversitas ada dalam semua peran PR
2.Peran Komunikator
Unti PR dipimpin oleh manajer, bukan teknisi
Eksekutif PR atau pihak lain dalam unit PR harus punya pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalani peran manajer.
Baik pri atau wanita harus punya kesempatan yang sama untuk menduduki peran manajerial. Dalam departemen PR yang unggul.
3.Organisasi fungsi komunikasi, hubungan dengan fungsi lain, dan penggunaan perusahaan Konsultan.
Fungsi PR yang baik harus bisa mengintegrasikan semua program PR
PR harus menjadi fungsi manajemen yang terpisah dari fungsi lainnya
4.Model PR
Departemen PR dan koalisi dominan memiliki pandangan yang sama.
Program komunikasi yang dikembangkan untuk publik spesifik
Eksekutif PR senior dalam unit PR harus mempunyai pengetahuai yang dibutuhkan untuk menjalankan model simetris dua arah.
Teori ini memberikan pedoman bagaimana PR dijalankan agar bisa memberikan kontribusi kepada seluruh organisasi,
Kerja sama dengan Departemen lain
Kerja sama PR yang paling erat adalah dengan Marketing mereka juga bekerja sama dengan departemen SDM seperti: Firma, Biro Iklan, Spesialisasi,

resume" effective Public Relation" SCOTT M.CUTLIP, ALLEN H. CENTER EDISI KESEMBILAN-BAB II

2. PRAKTISI PUBLIC RELATIONS
Bab ini mendiskusikan praktisi PR- siapa mereka, apa yang mereka lakukan, peran yang mereka mainkan, dan cita-cita profesional mereka.
a.Jumlah dan Distribusi
Jumlah praktisi PR terus bertambah setelah kekuatan-kekuatan organisasi, masyarakat, sosial ekonomi, dan politik mulai mengubah peran dan status praktisi PR di seluruh dunia.
Namun menyebutkan sulitnya menghitung jumlah partisipasi PR bahkan di AS, apalagi di seluruh dunia, hal ini karena organisasi yang dinamakan “ komunikasi marketing” mungkin sesungguhnya mendeskripsikan sebuah posisi PR apa yang oleh organisasi lain dinamakan” perwakilan PR” mungkin akan lebih tepat jika di sebut “ sales” konsumen,” sedikitnya kesepakatan soal konsep dasar dan penggunaan sebutan yang tidak konsisten ini menyulitkan upaya untuk menghitung berapa banyak orang yang benar-benar bekerja di bidang PR.
Dimana mereka bekerja
Peluang pekerjaan untuk spesialis PR ada hampir semua komunitas, namun kebanyakan berada di kota-kota besar. Dan sekitar 40% praktisi bekerja di perusahaan bisnis dan perdagangan : manufaktur, finansial, industri, bisnis barang konsumen, media, utilitas, transportasi, dan hiburan. Sedangkan 27% lagi bekerja di perusahaan PR, agen advertising, dan konsultan individual: 14% selanjutnya di asosiasi, yayasan, dan institusi pendidikan: 8 % dipusat pelayanan kesehatan dan lainnya sebanyak 6% di pemerintahan federal dan 5% lagi di lembaga amal,agama, dan lembaga nonprofit lainnya
Prakiraan tersebut didasarkan pada profil anggota Public Relation Society of America(PRSA) dan International Association of Bussiness Communicators (IABC) dan statistik deskriptif dari survei praktisi lainnya.


Mayoritas baru: Wanita
Menurut statistik departemen tenaga kerja AS 1968 untuk kategori pekerjaan” spesialis PR”, hanya 25% yang perempuan sampai pada tahun 1975 mayoritas kaum laki-laki yang bekerja sebagai spesialis PR namun pada tahun 1990-an semuanya telah berubah dan sampai sekarang 54%anggota PRSA adalah wanita, dan 60% anggota IABC adalah wanita
b.Pendidikan dan Pelatihan
Lebih dari 92% praktisi adalah lulusan perguruan tinmggi, dimana 23% menempuh pendidikan pascasarjana tapi tidak selesai, 25% bergelar master, dan 2% bergelar Doktor.
Akan tetapi, makin banyak karyawan PR yang mencari gelar dari study khusus PR dan gelar pascasarjana yang menekankan pada study riset dan ilmu sosial menunjukkan adanya kemajuan profesi PR menurut Clark Kerr mantan anggota dewan penasihat University of California.
Namun pengalaman jurnalisme tak lagi menjadi prasyarat untuk pekerjaan PR. Dilain pihak pengalaman media jurnalistik memberi praktisi pemahaman tentang nilai-nilai dan cara kerja para wartawan. Akan tetapi, jika pengalaman itu mengarahkan seseorang menjadi” journalist-inresidence”, maka fungsi PR hanya akan terbatas pada penyebaran berita dan hubungan media saja.
c.Gaji
Survei gaji biasanya menunjukkan bahwa gaji tertinggi lebih banyak diterima oleh praktisi yang bekerja untuk perusahaan teknologi tinggi dan bidang energi. Spesialis bergaji paling tinggi adalah spesialis hubungan investor dan manajemen krisis, kemudian manajemen isu.
Namun salah satu seri study meneliti gaji praktisi dari 1979 sampai 1985, sampai 1991. antara 1979 dan 1985, kesenjangan gaji antara pria dan wanita meningkat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan wanita lebih sedikit ketimbang pria walaupun wanita memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada pria, pengalaman profesional, dan masa jabatan. akan tetapi, disparitas ini makin mengecil. Ketika periset membandingkan gaji tahun 1979 dengan 1991 dan mengecek lamanya pengalaman profesional, peran dalam manajemen dan partisipasi dalam pembuatan keputusan, perbedaan gaji antara pria dan wanita tidak signifikan secara statistik.

d.Pekerjaan dan Tugas
Berikut ini adalah sepuluh kategori yang meringkas apa yang dilakukan oleh spesialis PR di tempat kerja :
1.Menulis dan mengedit : menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran features, newsletter untuk karyawan dan stakeholder. Eksternal, korespondensi, pesan website dan media online lainnya; laporan tahunan dan materi-materi pendukung teknis lainnya.
2.Hubungan media dan penempatan media: mengontak media koran, majalah, suplemen mingguan, dan publikasi perdaganagan.
3.Riset: mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren,isu, yang sedang berkembangiklim politik dan peraturan perundang-undangan, dan pandangan-pandangan lain yang berkenaan dengan stakeholder organisasi.
4.Manajemen dan administrasi: pemrograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain
5.Konseling: memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial, politik, dan peraturan: misalnya berkonsultsi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari krisis.
6.Acara spesial: mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10KM, konvensi dsb.
7.Pidato: tampil didepan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan dan mengelola biro juru bicara
8.Produksi:membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multi media, termasuk seni, tipografi, fotografi dan menyiapkan presentasi audiovisual
9.Training: Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik.
10.Kontak : Bertugas sebagai penghubung(liaison) dengan media, komunitas, dan kelompok internal dan eksternal lainnya.
Meskipun berada di urutan paling akhir, yakni tugas” menjalin hubungan baik dengan orang lain” namun sering kali tugas inilah yang pertama kali dikaitkan dengan PR

e.Peran
Dari waktu ke waktu, praktisi menyesuaikan pola perilakunya untuk menangani situasi yang sering terjadi di dalam pekerjaan mereka dan mengakomodasi ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pekerjaan mereka. ada 4 peran utama PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka antara lain: Teknisi komunikasi, Expert Prescriber, Fasilitator Komunikasi, dan Fasilitator Pemecah masalah..
Teknisi Komunikasi
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi komunikasi. Deskripsi kerja dalam lowongan pekerjaan biasanya menyebutkan keahlian komunikasi ndan journalistik sebagai syarat. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media.
Expert Prescriber
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai para ahli, orang lain akan mengaggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja.
Peran pakar perumus atau expert prescriber ini menarik perhatian praktisi karena menjalani peran ini akan membuat orang dilihat sebagai pihak yang punya otoritas ketika ada sesuatu hal yang harus di bereskan atau pihak yang punya otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu
fasilitator komunikasi
peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker(perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara(liason), interprenter, dan mediator antara organisasi dan publiknya
fasilitator pemecah masalah
ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mengidentifikasikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis
manajer ini memainkan peran penting dalam menganalisis situasi problem, karena mereka adalah pihak yang paling tahu dan paling dekat dengan kebijakan, produk, prosudur dan tindakan organisasi mereka juga pihak yang mempunyai kekuasaan untuk melakukan perubahan. Karenanya mereka harus berpartisipasi dalam pemikiran dan perencanaan strategis di dalam program PR.
Fasilitator pemecah masalah di masukkan ke dalam tim manajemen karena mereka punya keahlian dan ketrampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah.
f.Apa yang dilakukan peran riset kepada kita
Para riset telah mempelajari hal-hal apa yang membuat praktisi menjalankan peran yang berbeda dan apa yang terjadi ketika mereka melakukan peran yang berbeda dalam organisasi mereka telah menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan peran dan pelaksanaan, gaji, dan peningkatan karier dan partisipasi dalam pembuatan keputusan organisasional
Teknisi versus manajer
Dalam dunia praktisi ada dua peran yang dominan dalam praktik: teknisi PR dan Manajer PR.
Mulai apa yang dikerjakan, teknisi PR terutama mengurusi soal tulis menulis, memproduksi dan menyebarkan komunikasi, seperti press release, pidat, website, cerita feature, dan laporan tahunan.
Sedangkan manajer PR merupakan bagian dari manajemen organisasi. Peran ini membutuhkan keahlian riset, minat pada pemikiran strategis, dan tendensi untuk berpikir dari segi atau dampak dari aktifitas PR. praktisi dalam peran manajer PR tidak membatasi taktik mereka hanya pada komunikasi. Mereka juga menggunakan scanning lingkungan dan inteligen organisasi, negosiasi, dan pembentukan koalisi, manajemen isu, evaluasi program, dan konseling manajemen sebagai alat0alat PR.
Pengaruh lingkungan
Teknisi komunikasi cenderung bekerja dalam organisasi dengan lingkungan yang relatif stbil, tidak banyak ancaman, seperti organisasi nirlaba dan lembaga amal fasilitator pemecahan masalah dan expert prescriber bekerja di organisasi dengan lingkungan yang banyak ancaman. Dalam lingkungan yang relatif stabil, antara lain organisasi asosiasi, yang dominan adalah peran fasilitator proses pemecahan masalah. Namun peran expert prescriber mendominasi lingkungan berubah cepat, terutama di perusahaan PR yang mengkhususkan diri pada penanganan komunikasi krisi dan perusahaan produk konsumen yang menghadapi persaingan sengit dan aturan pemerintah.
g.The glass ceiling
Study terhadap wanita dalam PR secara historis menunjukkan adanya kesenjangan gaji dan adanya” diskriminasi” ( glass ceiling) dalam hal promosi ke posisi manajemen.


Mereka yang mempelajari problem glass ceiling ini menyarankan strategi sebagai berikut:
1.wanita yang menginginkanposisi manajemen atas harus menyusun rencana karier dan memilih atasannya yang punya perhatian dan tidak berencana untuk”berada di tempat yang tepat di waktu yang tepat”
2.wanita harus mengembangkan keahlian manajemen menentukan tujuan, analisis, perencanaan, riset, pelaksanaan program, pengukuran, dan evaluasi
3.wanita harus menggapai tujuan yang lebih tinggi lagi. Eminta gaji sebanding dengan yang telah dikerjakan
transisi wanita di tempat kerja tampaknya bergerak pada tahun 1980 dan bergerak untuk maju.
h.Minoritas
Kaum orang berkulit hitam yang bekerja di bidang PR menurut statistik tenaga kerja AS adalah kaum minoritas namun akhir-akhir ini menunjukan peningkatan dari tahun ketahun orang kulit hitam yang bekerja di bidang PR di PRSA.
Akan tetapi, survey masih menunjukkan bahwa minoritas belum banyak adan di departemen perusahaan, firma dan di dalam staf PR di organisasi lainnya.

J.Profesionalisme
Ketika praktisi bertemu di rapat profesional, biasanya diskusi berkisar di soal sejauh mana PR memenuhi syarat sebagai sebuah profesi, serta banyak publikasi dan newsletter bidang ini yang membahas profesionalisasi PR.
Kriteria untuk menilai status profesional bidang ini telah dimulai di Inggris pada masa pra industri. Namun pada akhir 1800 an “ status profesionalisme” inggris mulai mengarah ke “ profesionalisme pekerjaan.” Keahlian dan pengetahuan khusu menjadi basis untuk masuk ke dunia profesional dan membuka jalan bagi berkembangnya kelas menengah.

Berikut ini Kriteria umum yang bisa berlaku untuk semua bidang ini adalah:
1.Membutuhkan pendidikan spesial untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang berbasis teori yang dikembangkan melalui riset, dan dilakukan dengan praktik pengetahuan yang unik dari pada keahlian kerja.
2.Menyediakan pelayanan yang unik dan esensial yang diakui oleh komunitas. Praktisi disebut berdasarkan pekerjaannya.: Dia adalah pengacara”
3.Mengutamakan pelayanan publik dan tanggung jawab sosial di atas kepentingan pribadi
4.Memberikan otonomi kepada praktisi dan praktisi harus punya tanggung jawab.
5.memberlakukan aturan dan standart kinerja melalui asosiasi yang mengatur diri sendiri

Berbagai kajian mengenai latar belakang praktisi menunjukkan bahwa untuk masuk ke bidang PR tidak memerlukan persiapan pendidikan khusus, serta hanya sedikit praktisi yang masuk asosiasi profesional besar
K.Persyratan agar sukses
Menurut konsultan PR Richard Long mengemukakan lima kualitas yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin berkarier di” jalur cepat”
1.Hasil. Kunci paling penting untuk meraih kesuksesan adalah reputasi yang baik dalam memberikan hasil nyata, dan berorientasi tujuan.
2.Konseptualisasi. Mereka yang berada di jalur cepat punya kemampuan untuk fokus pada kebutuhan klien atau atasan.
3.Hubungan manusia. Orang di jalur cepat adalah team player yang menyeimbangkan antara tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
4.Gaya. Bakat terpenting yang berkaitan dengan gaya( style ) adalah sikap” aku bisa melakukannya” bakat lainnya adalah daya saing yang konstruktif.
5.Kualitas berharga yang tak terdeskripsikan. Kualitas ini sulit di deskripsikan, namun karisma. Kehadiran, dan kemahiran akan memengaruhi cara manajer lain menilai orang-orang di bidang PR

Kamis, 19 Agustus 2010

resume buku “EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS” SCOTT M.CUTLIP, ALLEN H. CENTER EDISI KESEMBILAN

1.Pengantar public Relation

Public relation adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
aEvolusi Konsep Public relation
Pandangan terhadap PR terus berubah merefleksikan evolusi dalam praktek PR di dalam organisasi di masyarakat. Perubahan ini menggambarkan sebuah profesi yang berkembang mencari identitas diri dan pengakuan profesional. Evolusi ini menunjukkan bagaimana fungsi PR menjadi bagian dari menajemen organisasional.
Awal mulanya banyak orang yang mendefinisikan PR sebagai sekadar persuasi atau bujukan. Misalnya, salah satu kamus mendefinisikan public relation sebagai” mengajak public agar memahami dan punya kemauan baik( goodwill)” (penekanan ditambahkan). Definisi Ini merefleksikan tulisan Edward L. Bernays- salah satu bapak pendiri PR- dalam bukunya yang berpengaruh, The Engineering of Consent(1955). Bahkan dewasa ini, banyak praktisi yang bekerja dengan manajer dan klien mereka masih menggangap PR hanya sebagai komunikasi satu arah untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain.
Namun selama beberapa dekade setelah perang Dunia II, pemahaman kita tentang efek media menjadi makin canggih. Konsekuensinya, definisi ini mencakup kata-kata seperti resiprokal, mutual, dan antara, yang mengindikasikan pandangan yang lebih matang terhadap fungsi PR. Konsep interaktif ini muncul dalam definisi didalam Webster’s Third New Internasioanl Dictionary: seni atau Ilmu tentang pengembangan pemahaman resiprokal dan kehendak baik(goodwill).
Harwood L. Childs, seorang profesor dari yale dan pendiri Public Relation Quarterly, memperkenalkan konsep yang lebih maju pada akhir 1930-an. Berbeda dengan pendapat konvensional, Childs menyimpulkan bahwa esensi PR” bukanlah penyajian satu sudut pandang, bukan seni untuk mengubah sikap mental, juga bukan perkembangan hubungan yang hangat dan menguntungkan.” Tetapi dia mengatakan, bahwa fungsi dasarnya adalah” merekonsialisasikan atau menyesuaikan aspek-aspek dari perilaku korporat dan personal kita, yang mengandung signifikansi sosial, dengan kepentingan public.” Childs menganggap fungsi PR adalah membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Ini adalah konsep yang muncul kembali bertahun-tahun kemudian dalam PR kontemporer.
Fungsi PR dalam membantu penyesuaian organisasi ini selain membutuhkan komunikasi juga memerlukan upaya untuk memengaruhi kebijakan di level manajemen, dan membutuhkan tindakan korektif. Internasional PR Association(IPRA) mengadopsi unsur-unsur ini dengan memasukkan kalimat” pemimpin organisasi konseling” dan kalimat mengimplementasikan” prgogram aksi terencana” ke dalam definisi PR.
Ringkasnya, konsep PR satu arah hamir sepenuhnya didasarkan pada propaganda dan komunikasi persuasif, biasanya dalam bentuk publisitas. Sedangkan konsep dua arah menekankan pada pertukaran komunikasi, resiprositas, dan pemahaman bersama. Selain itu, konsep dua arah mencakup manajemen konseling terhadap perubahan yang dibutuhkan dalam organisasi.
bMendefinisikan konsep dalam praktik
Mendefinisikan praktik PR adalah cara lain untuk mendefinisikan fungsi PR ini. Public Relations news, salah satu dari beberapa newsletter di bidang ini, mendefinisikan PR secara operasional. Seperti definisi newsletter di bawah ini:
Public relation adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan politik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan politik.



Unsur-unsur yang lazim dijumpai dalam banyak difinisi PR menyatakan bahwa PR:
1)Melakukan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasional.
2) Menangani hubungan antara organisasi dan publiknya
3)Memonitor kesadaran, opini, sikap, dan perilaku di dalam dan diluar organisasi.
4)Menganalisis dampak dari kebijakan, prosedur, dan aksi terhadap publiknya
5)Mengidentifikasi kebijakan, prosedur, dan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan publik dan kelangsungan hidup organisasi.
6)Memberi saran kepada manajemen dalam hal pembentukan kebijakan baru, prosedur baru, dan tindakan baru yang sama-sama bermanfaat bagi organisasi dan publik.
7)Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.
8)Menciptakan perubahan yang terukur dalam kesadaran, opini, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi.
9)Menghasilkan hubungan yang baru dan/ atau tetap antara organisasi dan publiknya.

Definisi Public Relation
Public Relation(PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
Definisi tersebut menempatkan Pr sebagai sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen di semua organisasi harus memerhatikan PR. Definisi ini juga mengidentifikasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi PR. Pada saat yang sama definisi ini mengemukakan kriteria untuk menentukan apa itu PR dan apa yang bukan PR.
d.Kerancuan dengan marketing
Marketing adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan manusia, menawarkan produk dan jasa untuk memuaskan permintaan, dan menyebabkan terjadinya transaksi dimana pemberian produk atau jasa itu akan ditukar dengan sesuatu yang berharga bagi si penyedia.
Namun saat ini masih banyak yang menyamakan PR dengan fungsi manajemen lainnya – marketing. Lowongan kerja yang menyebutkan posisi” perwakilan Publik relations’ ternyata adalah posisi sales door-to-door atau posisi sales lewat telepon. Dalam organisasi, orang yang sama melakuka baikitu fungsi PR maupun marketin, sering kali tanpa membedakan kedua bidang tersebut. Karena kerancuan ini, beberapa orang secara keliru mengatakan bahwa kedua bidang itu tidak ada bedanya.
Dalam kenyataanya, banyak yang bekerja di posisi”PR” menghabiskan sebagai besar waktu mereka mengerjakan laporan marketing, memperkenalkan produk dan layanan baru, karena di dalam perusahaan, dukungan seperti inilah yang bnyak memberikan keuntungan.
Beberapa penulis marketing juga menambah kerancuan dengan mengatakan bahwa PR adalah taktik yang dipakai dalam marketing
Meski tidak selalu didefinisikan secara jelas dalam praktiknya marketing dan PR dapat di bedakan secara konseptual dan hubungannya di jelaskan. Pertama, keinginan dan kebutuhan orang adalah aspek fundamental bagi konsep marketing. Apa yang orang inginkan akan diterjemahkan sebagai permintaan konsumen. Pemasaran menawarkan produk dan jasa untuk memuaskan permintaan tersebut. Konsumen memilih produk dan jasa yang memberikan kegunaan, nilai, dan kepuasan paling besar. Terakhir, pemasar menyerahkan produk kepada konsumen untuk di tukar dengan sesuatu yang bernilai. Menurut ahli pemasaran Philip Kotler.” Pertukara, yang merupakan inti dari konsep marketing, adalah proses mendapatkan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.” Transaksi nilah yang membedakan funsi marketing – dua pihak saling menukar sesuatu yang bernlai bagi kedua belah pihak.
Ringkasnya, publik relations yang efektif memberiakan kontribusi kepada marketing dengan cara menjaga lingkungan politik dan sosial agar tetap ramah kepada perusahaan/ organisasi. Demikian pula, marketing yang sukses dan konsumen yang puas akan membantu menjaga hubungan baik dengan public lain, seperti karyawan, investor, agen pembuat peraturan pemerintah, dan tokoh masyarakat.
Tiap organisasi harus memerhatikan hubungannya dengan publik dan marketingnya guna mencapai tujuan organisasi masing-masing bidang memberi kontribusi unik tetapi saling melengkapi untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisasi. Mengabaikan satu bidang akan membahayakan bidang lainnya.

e.Bagian-Bagian dari fungsi Public Relation
Sebagian orang mengacaukan PR dengan aktivitas dan bagian-bagiannya. Misalnya, banyak orang berpendapat bahwa” publisitas” adalah nama lain dari “ public relations”. Publisitas sering kali merupakan bagian paling mencolok, tetapi jarang menjadi satu-satunya titik program.
Namun makna dan praktik PR kontemporer mencakup semua aktivitas berikut ini.
a.Hubungan Internal
Adalah bagian khusus dari PR yang membagun dan mempertahankan hubungan baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya..
Aspek ini sangat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan knsumen, pelanggan, lingkungan, investor, dan pihak lain di luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memerhatikan orang-orang yang bekerja kepada mereka- yakni para karyawan. Karena itu, CEO di dalam organisasi sering memandang karyawan mereka sebagai” publik nomor satu” atau aset yang paling berharga,” Dan mereka berusaha menciptakan” kultur organisasi” yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif. Bagian dari praktik PR ini dinamakan hubungan internal.
Menurut alvie smith, mantan direktur komunikasikorporat di general motors, ada dua faktor yang menjelaskan mengapa manajemen menghormati salah satu aspek dari fungsi PR ini:
Arti penting pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil standar. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi dua arah yang interaktif di seluruh organisasi.
Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi-manajer, jaringan yang membuat setiap sepervisor di setiap level bisa melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya
b.publisitas
Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa di kontrol sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.
c.Advertising
Advertising adalah Informasi yang di tempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media.
d.Press agentry
Press agentry adalah penciptaan beritadan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian public.namun press agentry memainkan peran utam dalam industri rekaman musik, olah raga profesional, aktris turi, studi film, pertunjukan konser dan teater.
Singkatnya press agentri adalah cara untuk membuat seseorang agar lbih di kenal oleh public, entah itu lewat rekaman musi, olah raga dsb.
e.Public affairs
Public affairs adalah bagian khusu PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan public. Yang berprofesi sebagai angkatan bersenjata, agen pemerintah, dan beberapa perusahaan menggunakan istilah publik affairs” sebagai pengganti untuk Public relations.”
Namun spesialisnya public affairs mendeskripsikan hubungan antara PR dan Public affairs sebagai berikut” Public affairs adalah kegiatan PR yang menangani kebijakan publik dan publik yang memengaruhi kebijakan tersebut.” Sebuah asosiasi eksekutif yang bermarkas di washington DC, mendefinisikan Public affairs sebagai” taktik PR yang diterapkan pada strategi GR( government relations) untuk menghasilkan kebijakan publik yang sangat baik. Sebuah survei terhadap para pejabat public affairs menyebutkan tanggung jawab utama mereka, antara lain urusan fundamental, urusan pemerintah negara bagian, urusan lokal, relasi komunitas, komite aksi politik, kontribusi, dukungan akar rumput, dan manajemen isu. Empat puluh tiga persen dari departemen mereka menggunakan istilah” Public affairs. Spesialis public affairs lainnyabekerja di departemen yang disebut “ Corporate affairs”, Corporate relations,” government relations”, dan external affairs.
f.Lobbying
Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi
Lobbying sendiri merupakan bagian yang lebih spesifik dan banyak di kritik dari aktivitas PR karena berusaha untuk memengaruhi keputusan legislatif dan peraturan pemerintah.
Dalam praktiknya, lobbying harus bekerja sama dengan kegiatan PR lainnya yang di tujukan pada publik nonpemerintah. Pelobi yang canggih memobilisasi konstituen yang berpandangan sama sehingga suara mereka dapat di dengar oleh pembuat hukum dan pejabat pemerintah.
Umumnya pelobi banyak menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengumpulkan informasi dari pemerintah ketimbang melakukan komunikasi dengan pemerintah, karena strategi, taktik, dan posisi lobbying yang baik sangat tergantung kepada basis informasi yang kuat.
g.Manajemen Isu
Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka
Ada 2 manajemen Isu, yaitu :
1. Identifikasi dini atas Isu yang berpotensi memengaruhi organisasi
2. Respons strategi yang di desain untuk mengurangi atau memperbesar konsekuensi dari isu tersebut.
Manajemen Isu pertama kali dikemukakan oleh konsultan PR, W. howard Chase pada 1976. Menurutnya manajemen isu mencakup identifikasi isu, analisis isu,menentukan prioritas, memilih program strategi, mengimplementasikan program aksi dan komunikasi, serta mengevaluasi efektifitasnya. Dia mengatakan, protes tersebut” akan menyelaraskan prinsip, kebijakan dan praktek korporat dengan realitas ekonomi yang terpolitisasi. Namun belakangan, Chase mengidentifikasikan manajemen isu sebagai proses menutup” kesenjangan antara tindakan korporat dengan ekspektasi stakeholder.”
Sebuah ahli mengembangkan kembali definisi tersebut menjadi: mengantisipasi, meriset dan memprioritaskan isu; menilai dampak isu terhadap organisasi; merekomendasikan kebijakan dan strategi untuk meminimalkan resiko dan meraih peluang, berpartisipasi dan mengimplementasikan strategi; mengevaluasi dampak program.

h. Hubungan Investor
Hubungan investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
Hubungan investor juga sering disingkat “IR” kadang juga disebut huungan finansial” adalah bagian lain dari PR dalam perusahaan. Hubungan investor bertugas menambah nilai stok( saham ) perusahaan. Biaya modal dikurangi dengan cara menaikkan tingkat kepercayaan pemegang saham dengan membuat saham menjadi menarik bagi investor perorangan, analisis finansial, dan investor institusional.
Ahli hubungan investorharus tahu banyak soal keuanga korporat, akuntansi, wallstreet, bursa saham internasional, tren bisnis internasioanal dan masih banyak lagi. Dan paling tidak mereka harus tahu betul komisi sekuritas da perdagangan dan persyaratan pelaporan keuangan dalam bursa saham.
i.Pengembangan
Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirbala yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengandonor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.
Sebagaimana hubungan investor membantu keuangan perusahaan, pencari dana dan anggota juga memberikan dukungan finansial yang di butuhkan untuk organisasi nirbala. Organisasi ini biasanya menggunakan istilah”pengembangan”(development) atau” peningkatan ( advancement).