Jumat, 04 Desember 2009

makna analogi

A.Pengertian Analogi

Berdasarkan atas pencarian kami, ada beberapa pengertian analogi menurut para ahli, antara lain :
1.Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, analogi adalah persesuaian antara kedua benda yang berlainan (kamisa,1997:37)
2.Analogi adalah berusaha untuk mencapai kesimpulan dengan menggantikan dengan apa ynag kita coba untuk membuktikan dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut, namun yang lebih dikenal,dan kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran kita (louis O. Kattsef,1992:32)
3.Analogi adalah proses dari fenomena menuju fenomena yang lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi pada fenomena yang lain (Mundiri, 2008:157)
4.Analogi adalah proses berfikir untuk menyimpulkan sesuatu berdasarkan kesamaannya dengan sesuatu yang lain (Syarkawi dhofir, 2000:78)
5.Analogi adalah suatu perbandingan yang dipakai untuk mencoba membuat suatu idea yang dapat dipercaya guna membuat suatu konsep yang sulit menjadi mudah dan jelas (poespoprodjo, 1999:179)
6.Analogi adalah berbicara dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan dua hal ynag berlainan itu dibandingkan satu dengan yang lainnya (Soekadijo, tt:139)
7.Analogi adalah pengertian yang menunjuk sesuatu yang sama tetapi dalam kesamaan itu ada sesuatu yang berbeda pula (Poedjawijatna, 2004:40)

B.Macam-Macam Analogi
1.Analogi Induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan principal yang ada pada kedua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama akan terjadi pada fenomena yang kedua (Mundiri:159)
Misalnya :
Sarno adalah anak pak sastro dia anak yang rajin dan jujur
Sarnii adalah anak pak saatro dia anak yang rajin dan jujur
Sarto adalah anak pak sastro
Jadi, sarto anak pak saatro adalah anak yang rajin dan jujur

Analogi induktif adalah tidak hanya menunjukkan persamaan di antara dua hal yang berbeda, akan tetapi menarik kesimpulannya atas dasar persamaan itu (Soekadijo,tt:140)
Misalnya : Chairil anwar tidak hanya membandingkan dirinya dengan binatang jalang, akan tetapi karena binatang jalang itu selalu diasingkan oleh kumpulannya, maka di simpulkannya aku pun terbuang dari kumpulannya.
“Dalam sajaknya”
(Chairil Anwar)
Aku ini binatang terbang yang terbuang
Dari kumpulannya terbuang…….
2.Analogi Deklaratif adalah metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samara dengan sesuatu yang sudah dikenal (Mundiri, 2008 : 160)
Misalnya : ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-batu tetapi tidak semua kumpulan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu itu rumah.
Otak itu menciptakan fikiran sebagaimana buah ginjal mengeluarkan air seni.
3.Analogi pinjaman adalah kesamaan dan perbedaan ini terdapat pada realitas. Tetapi ada yang diutamakan sedangkan yang lainnya seakan-akan meminjam (poedawijatna, 2004:41)
Misalnya : pengertian “SEBAB” kalau ada patung yang menjadi sebab adanya, ialah orang yang memahat (membuat) patung itu.Manusia itu merupakan sebab pembuat. Tapi jika ditanya apa sebabnya ia membuat patung besar itu, mungkin dijawab, sebab patung itu harus menghias taman yang lain.
4.Analogi susunan adalah analogi demi susunan realitas yang ditunjuk oleh pengertian tersebut (poejawijatna. 2004:41)
Misalnya : pengertian “ADA” yang dikatakan terhadap tuhan terhadap makhluk, tuhan itu memang ada serta makhlukpun ada. Tetapi dalam pengertian itu tercntum juga bahwa adanya tuhan ada dengan sempurna tidak diadakan, sedangkan adanya makhluk ada karena di adakan
5.Analogi palsu adalah suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu ide atau gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan ide atau gagasan lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide atau gagasan yang pertama tadi (Gilarso dkk, 1999:179)
Misalnya : apabila seseorang menanyakan kepala Negara dengan kepala manusia dipotong maka matilah manusia tersebut begitu pula apabila kepala negara dibunuh, maka Negara itu akan hancur.
Membuat istri bahagia adalah seprti membuat anjing kesayangan bahgia. Belai kepalanya sesering mungkin, dan beri makanan yang baik sebanyak mungkin.
6.Analogi pincang adalah tidak semua penalaran analogi merupakan penalarn induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat dan tidak bisa diterima, meskipun agak sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya. Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.
Misalnya : misalnya yang sedang belajar itu tidak ubahnya seorang mengayuh biduk kepantai. Semakin ringan muatan yang ada didalam biduk semakin cepat ia akan sampai kepantai diperlakuan spp itu. Tidak ubah memberi muatan ringan pada biduk yang sedang dikayuh, jadi memperlambat jalan biduk yang dikayuh, jadi memperlambat jalan biduk menuju pantai. Agar tujuan orang yang belajar lekas sampai maka seharusnya kewajiban spp di hapus.
Analogi ini pincang karena hanya memperhatikan beban yang harus di bayar oleh setiap pelajar, tidak memperhitungkan manfaat kewajiban membayar spp dihapus.



C.Cara-Cara Penilaian Analogi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam generalisasi tingkat kepercayaan tergantung pada terpenuh tidaknya alat-alat ukur yang tellah kita ketahui, maka demikian juga dengan analogi. Untuk mengukur kepercayaan sebuah analogi dapat diketahui dengan alat berikut :
1.Semakin besar peristiwa sejenis yang kita analogikan, maka semakin besar pula taraf kepercayaannya.
Misalnya : apabila saya mengirimkan baju kepada seorang pembantudan ternyata hasilnya tidak memuaskan, maka atas dasar analogi, saya akan menyarankan teman saya agar tidak mengirimkan baju pada pembantu tadi. Anallogi saya akan kuat lagi setelah B,C,D,F dan G mengalami hal serupa pada tukang pembantu yang sama.
2.Sedikit banyak aspek-aspek yang menjadi dasar analogi.
Misalnya : tentang sepatu yang kita beli pada sebuah toko. Kita percaya bahwa sepatu yang baru kita beli akan awet dan enak dipakai. Analogi ini akan lebih kuat lagi misalnya jka diperhitungkan juga persamaan harganya, mereknya, dan bahannya.
3.Sifat dan analogi yang kita buat.
Misalnya : mobil A bahan bakar 4 liter dapat menempuh jarak 10 km. kemudian kita dapat menyimpilkan bahwa mobil yang sama dengan mobil A akan menempu jarak 10 km tiap liternya. Analogi ini cukup kuat , analogi akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa mobil B dapat menempuh 8 km setiap 1 liter BB (bahan bakar). Dan analogi akan menjadi lemah jika kita menyatakn bahwa mobil B dapat menempuh jarak 15 km settiap 1 liter BB-nya . jadi semakin rendah taksiran ynag kita analogikan, maka analogi ini semakin kuat.
4.Mempertimbangkan adanya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan. Semakin banyak pertimbangan atas unsur-unsur yang berbeda maka semakin kuat kepercayaan analoginya.baru di universitas X akan menjadi sarjana yang ulung karena beberapa di universitas tersebut juga sarjana yang ulung, analogi ini akan menjadi kuat jika mempertimbangkan perbedaan yang ada pada pra lulusan sebelumnya. B,C,D,E, dan F yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam ekonomi, pendidikan SLTA, daerah, agama dan pekerjaan orang tuanya.
5.Relevan dan tidaknya masalah yang dianalogikan, bila tidak relevan sudah barang tentu analoginya tidak kuat dan bahkan bisa gagal.
Msalnya : mobil A dalam setiap liter BB-nya akan menempuh 15 km berdasarkan analogi mobil B yang sama modelnya dan tahun produksinya sama dengan mobil A ternyata dapat menempuh 15 km setiap 1 liter BB-nya, maka analogi serupa adalah analogi yang tidak relevan, seharusnya untuk menyimpulkan hal yang demikian didasarkan ataas unsure- unsur yang relevan yaitu banyaknya silinder, kekuatan daya tariknya serta berat dan bodinya (Mundiri, 2008:161-162)

1 komentar: