Rabu, 31 Maret 2010

Nur Hayati yang penuh perencanaan
Yang penting semua teratur dan terencana

Hidup memang adalah pilihan. Tapi kesuksesan hidup bukanlah pada apa yang kita pilih, tapi pada bagaimana kita menjalani pilihan tersebut. Nur Hayati menyadari betul hal tersebut.
Karena itu, mahasiswi prodi umum ilmu komunikasi IAIN SUPEL tersebut menyatakan ingin menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Hidup butuh perencanaan. “Hidup itu seperti berdagang, sekali kita gagal bertransaksi maka akan ada banyak rupiah yang hilang dari kantong kita,” katanya.
Sebagai mahasiswa, Nur termasuk yang ketat jadwal. Semua yang ingin dilakukan dalam sehari dicatat di buku kecil yang menurutnya tak pernah absen dari ransel. Mulai dari pekerjaan rumah, sampai apa-apa yang ingin dilakukan di kampus dicatat dengan rapi. Meski tak jarang, jadwal yang telah ditulis tidak semua bisa dikerjakan. “Ya....sering sih meleset dari jadwal. Tapi itu akan jadi hutang. Besoknya harus dikerjakan,” ungkap dara kelahiran Madura ini.
Dalam urusan kuliah, Nur mengaku memiliki jadwal khusus. “Minimal satu mata kuliah punya satu buku pegangan,”. Dia juga tidak lupa menyisihkan uang saku untuk ditabung. Meskipun kadang uang yang hendak ditabung habis sebelum sempat masuk rekening.
Ketika ditanya perihal buku-buku yang dibeli, dia menyatakan tidak semua buku pelajaran. Pengagum karya satra ini juga seringkali membeli novel ataupun atau buku sastra. “Selain suka nulis kebetulan suka sastra juga,” ungkap pengagum berat Khairil Anwar ini
Mengenai hobinya yang satu ini, cewek berbintang aquarius tersebut mengaku memilih program studi komunikasi berbekal hobinya tersebut. ”Dulu mikirnya kalau jurusan komunikasi itu ada hubungannya ama penulisan sastra. Gak tahunya malah condong ke media massa,” ungkapnya sambil tertawa mengenang masa lalu.
Meski mengaku tidak seperti yang diharapkan, tapi ia tidak menyesal. Dara kelahiran 10 Februari tersebut tidak ingin putus asa. Toh dia tetap bisa menulis. “Apapunlah….. pokoknya bisa nulis,” ungkapnya.
Dilingkungan kampus, Nur memang tidak tergolong mahasiswi yang aktif. Tapi alih-alih menjadi ketua kosma selama 4 semester, membuat dia cukup dikenal oleh beberapa dosen. Selain itu, Nur yang dicap sebagai ibu dikelasnya ini , acapkali menjadi tempat curhat teman-temannya.”Kosma itu orangnya asik. Enak diajak ngobrol, juga suka nolongin kita kalau lagi ada tugas,” ungkap Ifah salah seorang teman sekelas Nur.
Meskipun tergolong aktif, tapi Nur mengaku tidak banyak aktif di organisasi kampus. Saat ini ia hanya aktif di LPM Institut Solidaritas. Organisasi kampus menurutnya tidak prospektif. Kegiatannya pun tidak jelas. “Lebih mirip reunion tiap hari,” ungkapnya yang mengaku pernah mencoba ikut dalam kegiatan PMII.
Mengenai LPM Solidaritas, Nur memilih aktif disana bukan karena organisasi ini dianggap paling maju. Tapi lebih pada tambahan pengalaman didunia penulisan. “Disana aku ketemu dengan teman-teman dari fakultas lain. Sebagian sudah ada yang pernah masuk media. Lumayanlah….untuk tambahan referensi,”
Ditanya mengenai kegiatan lain diluar kampus dengan setengah bercanda dia menjawab, “Wah…. Aku ini pengacara mbak, pengangguran banyak acara,”. Walaupun akhirnya dia mengaku juga perihal kesibukannya.
Selain kuliah ia juga memiliki kesibukan lain yaitu mengajar TPQ di daerah Waru. Ia juga masih tercatat sebagai santri di sebuah pesantren salafiyah di daerah Waru juga. Meskipun suka membuat jadwal tapi ia mengaku tak pernah menjadwal belajar dirumah. Nur lebih banyak belajar dijam-jam kosong kuliah. “Soalnya kalau dirumah ribet ama kerjaan,” aku Nur yang juga membantu ibunya menjaga warkop.(nh/kom)

********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar