Jumat, 20 Agustus 2010

resume" effective Public Relation" SCOTT M.CUTLIP, ALLEN H. CENTER EDISI KESEMBILAN-BAB II

2. PRAKTISI PUBLIC RELATIONS
Bab ini mendiskusikan praktisi PR- siapa mereka, apa yang mereka lakukan, peran yang mereka mainkan, dan cita-cita profesional mereka.
a.Jumlah dan Distribusi
Jumlah praktisi PR terus bertambah setelah kekuatan-kekuatan organisasi, masyarakat, sosial ekonomi, dan politik mulai mengubah peran dan status praktisi PR di seluruh dunia.
Namun menyebutkan sulitnya menghitung jumlah partisipasi PR bahkan di AS, apalagi di seluruh dunia, hal ini karena organisasi yang dinamakan “ komunikasi marketing” mungkin sesungguhnya mendeskripsikan sebuah posisi PR apa yang oleh organisasi lain dinamakan” perwakilan PR” mungkin akan lebih tepat jika di sebut “ sales” konsumen,” sedikitnya kesepakatan soal konsep dasar dan penggunaan sebutan yang tidak konsisten ini menyulitkan upaya untuk menghitung berapa banyak orang yang benar-benar bekerja di bidang PR.
Dimana mereka bekerja
Peluang pekerjaan untuk spesialis PR ada hampir semua komunitas, namun kebanyakan berada di kota-kota besar. Dan sekitar 40% praktisi bekerja di perusahaan bisnis dan perdagangan : manufaktur, finansial, industri, bisnis barang konsumen, media, utilitas, transportasi, dan hiburan. Sedangkan 27% lagi bekerja di perusahaan PR, agen advertising, dan konsultan individual: 14% selanjutnya di asosiasi, yayasan, dan institusi pendidikan: 8 % dipusat pelayanan kesehatan dan lainnya sebanyak 6% di pemerintahan federal dan 5% lagi di lembaga amal,agama, dan lembaga nonprofit lainnya
Prakiraan tersebut didasarkan pada profil anggota Public Relation Society of America(PRSA) dan International Association of Bussiness Communicators (IABC) dan statistik deskriptif dari survei praktisi lainnya.


Mayoritas baru: Wanita
Menurut statistik departemen tenaga kerja AS 1968 untuk kategori pekerjaan” spesialis PR”, hanya 25% yang perempuan sampai pada tahun 1975 mayoritas kaum laki-laki yang bekerja sebagai spesialis PR namun pada tahun 1990-an semuanya telah berubah dan sampai sekarang 54%anggota PRSA adalah wanita, dan 60% anggota IABC adalah wanita
b.Pendidikan dan Pelatihan
Lebih dari 92% praktisi adalah lulusan perguruan tinmggi, dimana 23% menempuh pendidikan pascasarjana tapi tidak selesai, 25% bergelar master, dan 2% bergelar Doktor.
Akan tetapi, makin banyak karyawan PR yang mencari gelar dari study khusus PR dan gelar pascasarjana yang menekankan pada study riset dan ilmu sosial menunjukkan adanya kemajuan profesi PR menurut Clark Kerr mantan anggota dewan penasihat University of California.
Namun pengalaman jurnalisme tak lagi menjadi prasyarat untuk pekerjaan PR. Dilain pihak pengalaman media jurnalistik memberi praktisi pemahaman tentang nilai-nilai dan cara kerja para wartawan. Akan tetapi, jika pengalaman itu mengarahkan seseorang menjadi” journalist-inresidence”, maka fungsi PR hanya akan terbatas pada penyebaran berita dan hubungan media saja.
c.Gaji
Survei gaji biasanya menunjukkan bahwa gaji tertinggi lebih banyak diterima oleh praktisi yang bekerja untuk perusahaan teknologi tinggi dan bidang energi. Spesialis bergaji paling tinggi adalah spesialis hubungan investor dan manajemen krisis, kemudian manajemen isu.
Namun salah satu seri study meneliti gaji praktisi dari 1979 sampai 1985, sampai 1991. antara 1979 dan 1985, kesenjangan gaji antara pria dan wanita meningkat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan wanita lebih sedikit ketimbang pria walaupun wanita memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada pria, pengalaman profesional, dan masa jabatan. akan tetapi, disparitas ini makin mengecil. Ketika periset membandingkan gaji tahun 1979 dengan 1991 dan mengecek lamanya pengalaman profesional, peran dalam manajemen dan partisipasi dalam pembuatan keputusan, perbedaan gaji antara pria dan wanita tidak signifikan secara statistik.

d.Pekerjaan dan Tugas
Berikut ini adalah sepuluh kategori yang meringkas apa yang dilakukan oleh spesialis PR di tempat kerja :
1.Menulis dan mengedit : menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran features, newsletter untuk karyawan dan stakeholder. Eksternal, korespondensi, pesan website dan media online lainnya; laporan tahunan dan materi-materi pendukung teknis lainnya.
2.Hubungan media dan penempatan media: mengontak media koran, majalah, suplemen mingguan, dan publikasi perdaganagan.
3.Riset: mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren,isu, yang sedang berkembangiklim politik dan peraturan perundang-undangan, dan pandangan-pandangan lain yang berkenaan dengan stakeholder organisasi.
4.Manajemen dan administrasi: pemrograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain
5.Konseling: memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial, politik, dan peraturan: misalnya berkonsultsi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari krisis.
6.Acara spesial: mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10KM, konvensi dsb.
7.Pidato: tampil didepan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan dan mengelola biro juru bicara
8.Produksi:membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multi media, termasuk seni, tipografi, fotografi dan menyiapkan presentasi audiovisual
9.Training: Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik.
10.Kontak : Bertugas sebagai penghubung(liaison) dengan media, komunitas, dan kelompok internal dan eksternal lainnya.
Meskipun berada di urutan paling akhir, yakni tugas” menjalin hubungan baik dengan orang lain” namun sering kali tugas inilah yang pertama kali dikaitkan dengan PR

e.Peran
Dari waktu ke waktu, praktisi menyesuaikan pola perilakunya untuk menangani situasi yang sering terjadi di dalam pekerjaan mereka dan mengakomodasi ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pekerjaan mereka. ada 4 peran utama PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka antara lain: Teknisi komunikasi, Expert Prescriber, Fasilitator Komunikasi, dan Fasilitator Pemecah masalah..
Teknisi Komunikasi
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi komunikasi. Deskripsi kerja dalam lowongan pekerjaan biasanya menyebutkan keahlian komunikasi ndan journalistik sebagai syarat. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media.
Expert Prescriber
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai para ahli, orang lain akan mengaggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja.
Peran pakar perumus atau expert prescriber ini menarik perhatian praktisi karena menjalani peran ini akan membuat orang dilihat sebagai pihak yang punya otoritas ketika ada sesuatu hal yang harus di bereskan atau pihak yang punya otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu
fasilitator komunikasi
peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker(perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara(liason), interprenter, dan mediator antara organisasi dan publiknya
fasilitator pemecah masalah
ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mengidentifikasikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis
manajer ini memainkan peran penting dalam menganalisis situasi problem, karena mereka adalah pihak yang paling tahu dan paling dekat dengan kebijakan, produk, prosudur dan tindakan organisasi mereka juga pihak yang mempunyai kekuasaan untuk melakukan perubahan. Karenanya mereka harus berpartisipasi dalam pemikiran dan perencanaan strategis di dalam program PR.
Fasilitator pemecah masalah di masukkan ke dalam tim manajemen karena mereka punya keahlian dan ketrampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah.
f.Apa yang dilakukan peran riset kepada kita
Para riset telah mempelajari hal-hal apa yang membuat praktisi menjalankan peran yang berbeda dan apa yang terjadi ketika mereka melakukan peran yang berbeda dalam organisasi mereka telah menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan peran dan pelaksanaan, gaji, dan peningkatan karier dan partisipasi dalam pembuatan keputusan organisasional
Teknisi versus manajer
Dalam dunia praktisi ada dua peran yang dominan dalam praktik: teknisi PR dan Manajer PR.
Mulai apa yang dikerjakan, teknisi PR terutama mengurusi soal tulis menulis, memproduksi dan menyebarkan komunikasi, seperti press release, pidat, website, cerita feature, dan laporan tahunan.
Sedangkan manajer PR merupakan bagian dari manajemen organisasi. Peran ini membutuhkan keahlian riset, minat pada pemikiran strategis, dan tendensi untuk berpikir dari segi atau dampak dari aktifitas PR. praktisi dalam peran manajer PR tidak membatasi taktik mereka hanya pada komunikasi. Mereka juga menggunakan scanning lingkungan dan inteligen organisasi, negosiasi, dan pembentukan koalisi, manajemen isu, evaluasi program, dan konseling manajemen sebagai alat0alat PR.
Pengaruh lingkungan
Teknisi komunikasi cenderung bekerja dalam organisasi dengan lingkungan yang relatif stbil, tidak banyak ancaman, seperti organisasi nirlaba dan lembaga amal fasilitator pemecahan masalah dan expert prescriber bekerja di organisasi dengan lingkungan yang banyak ancaman. Dalam lingkungan yang relatif stabil, antara lain organisasi asosiasi, yang dominan adalah peran fasilitator proses pemecahan masalah. Namun peran expert prescriber mendominasi lingkungan berubah cepat, terutama di perusahaan PR yang mengkhususkan diri pada penanganan komunikasi krisi dan perusahaan produk konsumen yang menghadapi persaingan sengit dan aturan pemerintah.
g.The glass ceiling
Study terhadap wanita dalam PR secara historis menunjukkan adanya kesenjangan gaji dan adanya” diskriminasi” ( glass ceiling) dalam hal promosi ke posisi manajemen.


Mereka yang mempelajari problem glass ceiling ini menyarankan strategi sebagai berikut:
1.wanita yang menginginkanposisi manajemen atas harus menyusun rencana karier dan memilih atasannya yang punya perhatian dan tidak berencana untuk”berada di tempat yang tepat di waktu yang tepat”
2.wanita harus mengembangkan keahlian manajemen menentukan tujuan, analisis, perencanaan, riset, pelaksanaan program, pengukuran, dan evaluasi
3.wanita harus menggapai tujuan yang lebih tinggi lagi. Eminta gaji sebanding dengan yang telah dikerjakan
transisi wanita di tempat kerja tampaknya bergerak pada tahun 1980 dan bergerak untuk maju.
h.Minoritas
Kaum orang berkulit hitam yang bekerja di bidang PR menurut statistik tenaga kerja AS adalah kaum minoritas namun akhir-akhir ini menunjukan peningkatan dari tahun ketahun orang kulit hitam yang bekerja di bidang PR di PRSA.
Akan tetapi, survey masih menunjukkan bahwa minoritas belum banyak adan di departemen perusahaan, firma dan di dalam staf PR di organisasi lainnya.

J.Profesionalisme
Ketika praktisi bertemu di rapat profesional, biasanya diskusi berkisar di soal sejauh mana PR memenuhi syarat sebagai sebuah profesi, serta banyak publikasi dan newsletter bidang ini yang membahas profesionalisasi PR.
Kriteria untuk menilai status profesional bidang ini telah dimulai di Inggris pada masa pra industri. Namun pada akhir 1800 an “ status profesionalisme” inggris mulai mengarah ke “ profesionalisme pekerjaan.” Keahlian dan pengetahuan khusu menjadi basis untuk masuk ke dunia profesional dan membuka jalan bagi berkembangnya kelas menengah.

Berikut ini Kriteria umum yang bisa berlaku untuk semua bidang ini adalah:
1.Membutuhkan pendidikan spesial untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang berbasis teori yang dikembangkan melalui riset, dan dilakukan dengan praktik pengetahuan yang unik dari pada keahlian kerja.
2.Menyediakan pelayanan yang unik dan esensial yang diakui oleh komunitas. Praktisi disebut berdasarkan pekerjaannya.: Dia adalah pengacara”
3.Mengutamakan pelayanan publik dan tanggung jawab sosial di atas kepentingan pribadi
4.Memberikan otonomi kepada praktisi dan praktisi harus punya tanggung jawab.
5.memberlakukan aturan dan standart kinerja melalui asosiasi yang mengatur diri sendiri

Berbagai kajian mengenai latar belakang praktisi menunjukkan bahwa untuk masuk ke bidang PR tidak memerlukan persiapan pendidikan khusus, serta hanya sedikit praktisi yang masuk asosiasi profesional besar
K.Persyratan agar sukses
Menurut konsultan PR Richard Long mengemukakan lima kualitas yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin berkarier di” jalur cepat”
1.Hasil. Kunci paling penting untuk meraih kesuksesan adalah reputasi yang baik dalam memberikan hasil nyata, dan berorientasi tujuan.
2.Konseptualisasi. Mereka yang berada di jalur cepat punya kemampuan untuk fokus pada kebutuhan klien atau atasan.
3.Hubungan manusia. Orang di jalur cepat adalah team player yang menyeimbangkan antara tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
4.Gaya. Bakat terpenting yang berkaitan dengan gaya( style ) adalah sikap” aku bisa melakukannya” bakat lainnya adalah daya saing yang konstruktif.
5.Kualitas berharga yang tak terdeskripsikan. Kualitas ini sulit di deskripsikan, namun karisma. Kehadiran, dan kemahiran akan memengaruhi cara manajer lain menilai orang-orang di bidang PR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar