A.Pengertian komunikasi antar budaya
Tema pokok lainnya yang sangat membedakan studi KAB dari studi-studi komunikasi lainnya derajat perbedaan latar belakang pengalaman yang relative besar antara para komunikator,yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan.Sebagai asumsi dasar adalah bahwa diantara individu-individu dengan kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan(homogenitas) yang lebih besar dalam hal latar belakang pengalaman secara keseluruhan di bandingkan dengan merka yang berasal dari kebudayaan berlainan.
Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan-perbedaan linnya,seperti kepribadian individu,umur,penampilan fisik,menjadi permasalahan yang inheren dalam proses komunikasi manusia.Dengan sifatnya yang demikian,KAB bisa dianggap merpakan perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi manusia,seperti komunikasi antar pribadi,komunikasi organisasi dan lain-lain atau dengan kata lain,KAB bisa terdapat dalam semuanya.
Intercultural communication communikacion which occurs undercondition of cultural difference-language,values,costumes,and habits”(steward,1974).
(Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa,nilai-nilai,adapt,kebiasaan).
(komunikasi antar budaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi dimana para pesertanya masing-masing memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan yang lainnya,baik secara langsung atau tidak langsung).
KAITAN ANTARA KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Dari berbagai definisi tentang KAB seperti yang telah dibahas sebelumnya,nampak bahwa unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antar budaya ialah konsep-konsep tentang”kebudayaan” dan “komunikasi”.
Hakikat kebudayaan dalam KAB
Kebudayaan tidak di pandang sebagai suatu yang dimiliki atau tidak dimiliki,sesuatu yang positif atau negative.bahkan kebudayaan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap benda atau objek tertentu yang dapat di raba dan adapat di tinjau secara fisik.batasan tentang kebudayaan memang sangat beraneka ragam,tergantung dari sudut penglihatanyang dipengaruhi oleh minat,bidang pengetahuan dan kepentingan masing-masing perumus batasan.
Kebudayaan menegaskan nilai-nilai dasar tentang kehidupan:apa yang baik dan apa yang buruk,apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan.
Di bawah ini adalah beberapa definisi kebudayaan dari Kim,Samovar,Dodd,dan ruben yang dapat digunakan sebagai landasan atau titik tolak untuk pembahasan mengenai hakikat faktor kebudayaan dalam KAB.
Kim(1979:435)mengatakan bahwa kebudayaan merupakan”kumpulan pola kehidupan” yang dipelajari oleh sekelompok manusia tertentu dari generasi-generasi sebelumnya dan akan diteruskan ke generasi mendatang.Kebudayaan,Menurut Kim,tertanam dalam diri individu sebagai pola-pola persepsi Yang diakui dan diharapkan oleh orang-orang dalam masyarakat.
Samovar(1981:25),menegaskan bahwa sebagai”suatu teladan bagi kehidupan”
Dodd(1982:27)melihat kebudayaan sebagai konsep yang bergerak melalui suatu kontinum.mulai dari kognisi dan keyakinan mengenai orang-orang lain dan diri sendiri,termasuk nilai-nilai,sampai dengan pola-pola tingkah laku
Ruben(1984:302-312) menyebutkan beberapa kerakteristik dari kebudayaan dan subbudaya,sebagai berikut:pertama,Kebudayaan bersifat kompleks dan banyak segi.Kedua,kebudayaan pada dasarnya tidak dapat dilihat.Dan ketiga,kebudayaan berubah sejalan dengan waktu.
Unsur-unsur kebudayaan
Dalam proses KAB unsur-unsur yang sangat menentukan ini bekerja dan berfungsi secara terpadu bersama-sama seperti komponen dari suatu system stereo,karena masing-masing saling berkaitan dan membutuhkan.unsur-unsur social budaya tersebut adalah:
Sistem keyakinan,nilai dan sikap
Pandangan hidup tentang dunia
Organisasi social
Pengaruh tiga unsur kebudayaan tersebut pada maknauntuk persepsi terutama pada aspek individual dan subjektifnya.
Uraian yang lebih rinci mengenai pengaruh dari masing-masing unsure budaya terhadap persepsi adalah sebagai berikut.
Sistem keyakinan,nilai,dan sikap keyakinan
Keyakinan secara umum diartikan sebagai perkiraan secara subyektif
Ada tiga macam keyakinan yaitu:
Keyakinan berdasarkan pengalaman (experensial)
Keyakinan berdasarkan informasi(informational) dan,
Keyakinan berdasarkan penarikan kesimpulan(inferensial)
Keyakinan berdasarkan pengalaman(Experensial),adalah keyakinan yang terbentuk secara langsung melalui panca indera.
Keyakinan berdasarkan informasi(informational),adalah keyakinan yang dibentuk melalui sumber-sumber informasi dari luar(eksternal)seperti orang-orang lain,buku,majalah,televise,film,dan sumber-sumber inipun biasanya kita pilih karena keyakinan kita akan kebenarannya.
Keyakinan berdasarkan penarikan kesimpulan(inferensial) melibatkan penggunaan system logika intern.Pembentukannya dimulai dengan pengamatan terhadap suatu tingkah laku atau peristiwa,kemudian perkiraan bahwa tingkah laku tersebut di gerakkan atau disebabkan oleh suatu perasaan atau emosi tertentu.
Walaupun nilai-nilai bisa bersifat unik dan individual,tetapi ada pula yang sudah cenderung merasuk dalam suatu kebudayaan,yakni yang disebut nilai-nilai kebudayaan.
Nilai-nilai budaya dikategorisasiakn ke dalam tngkat-tingkat:
Primer
Sekunder, dan
Tertier
Nilai-Nilai primer diyakini pantas untuk diperjuangkan bahkan dengan nyawa sekalipun.nilai-nilai sekunder dianggap perlu,tetapi derajatnya tidak sampai harus mengorbankan diri,sementara nilai-nilai tertier hanya merupakan alternative yang tingkatannya di bawah nilai primer dan sekunder.
Sistem sikap
Kepercayaan atau keyakinan serta nilai-nilai melandasi perkembangan dan isi dari system sikap
Sikap di pelajari atau di bentuk dalam konteks budaya.sikap ini kemudian mempengaruhi kesiapan untuk memberi respons dan tingkah laku.
Pandangan hidup tentang dunia
Unsur kebudayaan mengenai”pandangan hidup tentang dunia”ini,walaupun sebagai konsep dan deskripsi bersifat abstrak,merupakan salah satu yang terpenting dari aspek-aspek perceptual komunikasi antar budaya.Karena sifatnya yang kompleks,kadang-kadang sulit untuk memisahkan dan mengidentifikasinya dalam suatu peristiwa antarbudaya.
Organisasi Sosial
Organisasi social merupakan cara suatu kebudayaan mengatur diri dan pranata-pranatanya.Ada dua macam bentuk pengaturan social yang berkaitan dengan komunikasi antar budaya:
Kebudayaan geografik,yakni Negara,suku bangsa,kasta,sekte keagamaan dan lain sebagainya yang dirumuskan berdasarkan batas-batas geografik.
Kebudayaankebudayaan peranan,yaitu keanggotaan dalam posisi-posisi social yang jelas batasannya dan lebih spesifik,sehingga mempercepat perilaku komunikasi yang khusus pula.
Semua unsure social budaya diatas mempengaruhi prose-proses persepsi.walaupun demikian daftar dari unsure-unsur budaya itu bersifat terbatas(Exinautive)
KEBUDAYAAN SEBAGAI PENYARING
Salah satu fungsi kebudayaan ialah sebagai penyaring yang sangat selektif bagi warga masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut dalam menghadapi dunia luar.Kebudayaan menentukan apa yang perlu diperhatikan atau apa yang perlu dihindari.Fungsi screening(penyaringan)ini melindungi system syaraf manusia dari kejenuhan informasi(information overload).
Information overload disini merupakan istilah teknis yang biasanya diterapkan pada system pemrosesan informasi,yakni untuk menggambarkan suatu situasi yang rusak atau macetnya system,karena tidak mampu untuk menangani sedemikian besarnya jumlah informasi yang masuk.
Situasi information overload ini dapat pula dialami oleh lembaga-lembaga,harus menghadapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang melebihi kapasitasnya untuk melayani.Agar dapat berfungsi dengan baik dan maksimal tentunya perlu diadakan seleksi atas data atau stimuli yang datang dari luar.Proses penyeleksian yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan ini disebut persepsi.Persepsi yang bersifat subjektif ini menentukan “Realitas subjektif” Kemudian menentukan tingkah laku,termasuk tingkah laku komunikasi.
Peranan Persepsi dalam komunikasi Antar Budaya
Pemahaman dan penghargaan akan perbedaan-perbedaan dalam persepsi di perlakukan,jika kita ingin meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang-orang dari kebudayaan-kebudayaan yang lain.
Sering kali dikatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh cara persepsi orang tersebut mengenai lingkungannya.Kita memberikan reaksi terhadap stimuli dengan apa yang telah di ajarkan oleh kebudayaan.Kebudayaan cenderung untuk menentukan criteria –kriteria penting bagi persepsi.karenanya pengertian tentang persepsi secara umum diperlukan sebagai landasan memahami hubungan antara kebudayaan dan persepsi.
Pokok-pokok tentang persepsi
Persepsi merupakan proses internal yang dilalui individu dalam menseleksi,mengevaluasi,dan mengatur stimuli yang datang dari luar.Secara mudah,persepsi dapat dapat dikatakan sebagai proses individu dalam melakukan kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya.dengan cara melihat,melihat,mencium meraba,merasa,kita dapat mengenal lingkungan dan sadar mengenai apa yang terjadi di luar diri kita.Dalam hal ini,masing-masing individu berusaha untuk memahami lingkungan melalui pengembangan struktur,stabilitas,dan makna bagi persepsinya.
Secara umum proses persepsi melibatkan 3(tiga) aspek:Struktur,Stabilitas,Dan makna.
Struktur
Kita mengembangkan kemampuan membentuk struktur ini dengan mempelajari kategorisasi-kategorisasi untuk memilah-milah stimulasi eksternal.
Kategorisasi untuk mengklasifikasikan agar dapat berbeda-beda antara orang yang satu dengan lainnya.Kategorisasi ini tergantung pada sejarah pengalaman dan pengetahuan kita.Walaupun ada beberapa kategori yang sifatnya universal,terutama dalam komunitas social tertentu.
Objek-objek social dan fisik juga akan mempunyai struktur yang berbeda –beda,tergantung pada kebutuhan saat itu.Fungsi misalnya,bisa digunakan sebagai kategori.
Stabilitas
Dunia persepsi kita yang terstruktur tadi mempunyai kelanggengan,dalam arti tidak selalu berubah-ubah.Melalui pengalaman,kita mengetahui bahwa tinggi/besar seseorang tetap,walaupun ukuran dari bayangan yang terfokus pada mata kita berubah dengan berubahnya jarak.
Makna
Suatu hal yang pokok dalam hal makna ini ialah system kode bahasa,kita dapat menangkap stimulasi eksternal dan menghasilkan makna dengan memberi nama dan merumuskan kategorinya.Makna karenanya,tidak dapat dilepaskan dari kemampuan bahasa dan tergantung pada penggunaan kita atas kata-kata yang dapat memberi gambaran secara tepat.
Dimensi-dimensi Persepsi
Kita telah membahas sebelumnya bahwa persepsi tentang lingkungan fisik dan social merupakan kegiatan internal dalam menangkap stimuli dan kemudian memprosesenya melalui sitem syaraf dan otak sampai akhirnya tercipta struktur,stabilitas,dan makna darinya.untuk memahami bekerjanya proses tersebut,kita harus menyadari akan adanya dua dimensi pokok/fundamental dari persepsi:
Dimensi fisik(mengatur/mengorganisasikan),dan
Dimensi psikologi(menafsirkan).
Dimensi persepsi secara fisik
Dimensi ini menggambarkan perolehan kita akan informasi tentang dunia luar.Tahap permulaan ini mencakup karakteristik-karakteristik stimulasi yang berupa energihakikat dan fungsi mekanisme penerimaan manusia (mata,telinga,hidung,mulut,dan kulit)serta transmisi data melalui urat syaraf menuju otak,untuk kemudian di ubah kedalam bentuk yang bermakna.
Dimensi persepsi secara psikologis
Dalam kehidupan sehari-hari,kita menerima begitu banyakmasukan pesan.Semua stimulus ini secara bersamaan akan ikut mempengaruhi proses kegiatan kita dalam membaca buku.namun demikian,dalam praktiknya tidak mungkin kita mengolah semua masukan pesan yang kita terima.Dengan kata lain kita melakukan penyeleksian terhadap semua stimulus yang kita terima.
Keputusan untuk menyeleksi semua masukan pesan yang akan diberi makna secara langsung berhubungan dengan kebudayaan kita.
Proses seleksi dalam persepsi mengenai suatu objek dan lingkungan sekelilingnya,menurut Samovar(1981) secara umum melibatkan tiga hal yang saling berkaitan yakni:
Selective exposure(seleksi terhadap pengenaan pesan/stimulus)
Selective attention(seleksi dalam hal perhatian),dan
Selective retention(seleksi yang menyangkut retensi/ingatan).
Selektive exposure
Kita seringkali menghindar untuk mempersepsikan aspek-aspek tertentu dari suatu objek atau lingkungan,Keadaan demikian disebut sebagai selective non-exposure.Dilain pihak,kita juga bisa dengan secara sengaja mencarisituasi-situasi tertentu yang memudahkan untuk mempersepsikan beberapa hal tertentu.cara ini disebut sebagai selective exposure.
Selective attention
Dengan adanya keharusan untuk melakukan pilihan dalam perhatian,maka banyak faktor yang ikut mempengaruhi.empat(4) diantaranya yang berkaitan dengan kebudayaan adalah:kebutuhan individu,latihan dan pengalaman,harapan,dan sikap.Uraian mengenai keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Kebutuhan individu
Latihan dan pengalaman individu
Harapan-harapan/perkiraan-perkiraan
Sikap
Selective retention
Beberapa masukan informasi,meskipun telah dipersepsikan dan diproses,boleh jadi kemudian akan terlupakan.Hal ini di karenakan daya ingat kita terbatas.Pada umumnya,informasi yang kita simpan dalam ingatan adalah yang menyenangkan.
Persepsi dan kebudayaan
Pengaruh khusus kebudayaan pada proses persepsi sulit diketahui,karena tidak dapat dipastikan apakah pengalaman pribadi atau latar belakang kebudayaan yang bertanggung jawab atas terjadinya keragaman persepsi yang ada pada orang-orang.
Suatu tahap penting dari persepsi,sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,adalah pemberian makna pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.Semakin besar perbedaan yang menyangkut latar belakang pengalaman dan budaya,semakin besar pula perbedaan yangmenyangkut persepsi .Perbedaan ini selanjutnya akan menimbulkan adanya tingkah laku dan reaksi yang berbeda,biarpun objek yang jadi pusat perhatian adalah sama.
Kebudayaan juga mempunyai kekuatan sebagai mempersatu dalam pembentukan persepsi dari sekelompok masyarakat.biasanya perbedaan dalam suatu kebudayaan tergantung dari kebudayaan itu sendiri.Suatu kebudayaan yang bersifat pluralistic.
PERSEPSI,PERILAKU,STEREOTIP,DAN PRASANGKA
Stereotip dan prasangka
Sebagaimana telah dijelaskan,melalui persepsi kita menciptakan stabilitas,struktur dan makna bagi lingkungan di sekitar kita.Salah satu cara yang dipergunakan dalam pengembangan kategori ini adalah stereotip dan prasangka.
Menurut samovar,porte,dan jain(1981),pengertian stereotip menunjuk pada suatu keyakinan yang terlalu di generalisasika,terlalu dibuat mudah,disederhanakan,atau dilebih-lebihkan mengenai suatu kategori atau kelompok orang tertentu.
Stereotip dan prasangka merupakan konsep yang saling terkait dan lazimnya terjadi bersama-sama.Perlu dicatat bahwa baik stereotip maupun prasangka,keduanya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari.kedua hal tersebut juga mempunyai hubungan erat dan saling mempengaruhi dengan komunikasi antar budaya.
Beberapa dimensi stereotip
Secara umum terdapat 4 dimensi dari stereotip yakni:
Arah (direction),yakni menunjuk pada arah penilaian,apakah positif atau negative.
Intensitas,yaitu menunjuk pada seberapa kuatnya keyakinan dari suatu stereotip.
Ketepatan,artinya ada stereotip yang betul-betul tidak menggambarkan kebenaran,atau sebagian tidak benar.
Isi khusus,yaitu sifat-sifat khusus mengenai suatu kelompok.Disamping itu,isi stereotip juga dapat brubah dari waktu ke waktu.
Prasangka,menurut samovar dan kawan-kawan(1781), adalah suatu sikap kaku terhadap suatu kelompok orang,berdasarkan keyakinan atau prakonsepsi yang salah.
Secara umum,prasangka mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut:
Merupakan sikap yang ditujukan pada kategori orang tertentu yakni pada sekelompok atau kategori orang tertentu bukan terhadap diri orang tertentu.
Membawa serta keyakinan-keyakinan atau pra-konsepsi yang salahkarena didasarkan pada pemikiran-pemikiran yang terlalu di sederhanakan ,digeneralisasikan ,dilebih-lebihkan dan karenanya tidak benar.
Mempunyai sikap yang secara emosioanl kaku,dalam arti orang yang mempunyai prasangka tidak mudah untuk mengubah sikapnya walaupun prasangka bersifat irrasional
Perbedaan stereotip dan prasangka adalah ,stereotip merupakan suatu keyakinan sementara prasangka merupakan sikap yang mencakup gabungan yang menyeluruh dan saling berkaitan dari sejumlah keyakinan.
b)Manifestasi dari prasangka
Terdapat lima macam manifestasi akibat dari prasangka yang realisasinya tergantung dari intensitasnya.ke lima macam manifestasi tersebut adalah:
Antilokusi
penghindaran diri
diskriminasi
serangan fisik
pemusnahan
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang searah di antara stereotip,prasangka dan berperilaku terbuka.Stereotip akan menimbulkan prasangka,dan prasangka ini selanjutnya merupakan dasar atau pendorong dari terjadinya perilaku terbuka.
Asal mula timbulnya stereotip dan prasangka
Persepsi pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh stereotip dan prasangka.Keduanya bukan sesuatu yang dibawa orang sejak lahir(factor bawaan),dan juga tidak muncul melalui naluri.sebagaimana halnya dengan keyakinan dan sikap,stereotip dan prasangka muncul karena dipelajari.Upaya mempelajari stereotip dan prasangka ini dapat melalui berbagai cara sebagai berikut:
dari orang tua
dari pengalaman pribadi
dari media massa seperti surat kabar
Pengaruh Stereotip dan prasangka terhadap KAB
Stereotip dan prasangka mempunyai pengaruh terhadap komunikasi antar budaya(KAB).Pengaruh tersebut antara lain meliputi tiga hal.Pertama,Stereotip dan prasangka dapat menyebabkan tidak terjadinya KAB.Kedua,stereotip dan prasangka cenderung untuk menghasilkan hal-hal yang negative selama terjadinya proses KAB,sehingga mempengaruhi kualitas dan intensitas interaksi.Ketiga,jika stereotip dan prasangka sangat mendalam.
Kemungkinan perubahan pada stereotip dan prasangka
Kontak antara kelompok-kelompok yang saling membenci atau tidak menyukai,kadang-kadang dapat mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh stereotip dan prasangka.Terdapat beberapa kondisi atau factor yang dapat mendukung terjadinya perubahan pada stereotip dan prasangka.kondisi atau factor-faktor tersebut antara lain :status social yang sama,kontak pribadi yang lebih intim,imbalan atau hasil yang memuaskan,serta partisipasi bersama dalam kegiatan-kegiatan penting untuk tujuan yang sama.
Perbedaan antara Stereotip dan prasangka adalah stereotip merupakan keyakinan,sedangkan prasangka merupakan sikap.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teori komunikasi
Disusun oleh
Ahmad imam mabrurin :B062080
Muhammad rosyidin :B062080
Misbahul munir ramadhan :B06208060
Intan hanna laily :B06208040
Dosen Pembimbing
YOYON MUJIONO
FAKULTAS DAKWAH JURUSAN ILMU KOMUNAKSI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA2008-2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar