Minggu, 25 April 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Zaman sekarang, sudah tak asing di telinga kita tentang kasus KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga ). Dan tak lain yang menjadi korban adalah kaum Hawa / Perempuan, sangat mengenaskan bukan ?. Mungkin bagi kaum lelaki ini semua sudah biasa, akan tetapi tidak untuk kaum perempuan. Semuanya itu sangatlah menyakitkan lahir dan bathin mereka. Ada sebuah cerita tentang KDRT, dan ini adalah kejadian yang nyata. Ada sebuh rumah tangga, sang suami bekerja sebagai angkatan darat dan sang istri seorang perawat rumah sakit. Ketika itu, sang suami marah dan dia memukul dahi sang istri memakai sapu. Bukan itu saja, sang suami juga melempar magic com ke istri. Marilah kita bayangkan, bagaimana kejinya sikap suami itu terhadap istrinya! Apakah itu pantas? Mengingat suami adalah pemimpin dalam keluarga dan sebagai panutan untuk istri dan anak-anak mereka. Dan dalam agama kita juga tidak membedakan ketika perempuan sedang dalam keadaan suci atau tidak ( maksudnya Haid ). Berbeda dengan orang – orang Yahudi ketika perempuan dalam keadaan Haid, mereka membuang atau mengasingkan perempuan tersebut. sungguh tidak adil bukan?. Padahal Rasulullah SAW sangatlah menghormati dan menghargai kaum perempuan. Dan permasalahan ini semua, sesuai dengan Hadist yang akan kita kaji sekarang ini. Yaitu “ Bagaiman berinteraksi dengan kaum Ibu / Hawa “. Disini kita akan mengetahui bagaimana perlakuan terhadap kaum perempuan dan untuk kaum adam, inilah pengetahuan baru untuk kalian.
B. Rumusan Masalah
a.Hadist yang menguatkan tentang “ Bagaimana Berinteraksi dengan perempuan “ ?
b.Bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan istri-istrinya atau perempuan ?





BAB II
PEMBAHASAN
A . Hadist Rasulullah tentang “ Bagaimana berinteraksi dengan kaum Ibu / Hawa “








Artinya :
Bab berinteraksi dengan perempuan, dan perkataan nabi SAW : (( Sesungguhnya perempuan seperti tulang rusuk )).
Abdul aziz bin abdillah berkata : malik berkata padaku, dari abi al-zunnad, dari al’arij, dari Abi Hurairoh : sesungguhnya Rasulullah SAW berkata : (( perempuan itu seperti tulang rusuk, kalau kau tegakkan maka akan retak / patah, dan kalau kau bersenang-senang dengannya maka kamu akan senang dan di dalamnya terdapat
(( Ishak bin nashir berbicara kepadaku, husain ju’fi berbicara kepadaku, dari zaidah, dari maisaroh, dari abi hasyim, dari abi Hurairoh, dari Rasulullah SAW berkata: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya, dan ingatkanlah ( perlakukanlah ) perempuan dengan baik,  karena perempuan di ciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), sesungguhnya sesuatu yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian atasnya, jika kamu (memaksanya) supaya lurus, maka kamu akan memecahkannya, dan jika kamu membiarkannya bengkok maka ia akan senantiasa bengkok, maka aku berwasiat kepada kalian (peliharalah dengan baik ) para wanita.
Dari Hadist ini kita bisa menyimpulkan, bahwasannya perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Kalau tulang tersebut diluruskan dengan cara yang kasar, maka tulang tersebut akan patah. Tetapi jika dibiarkan, ia akan tetap bengkok. Maka perlakukanlah perempuan itu dengan berhati-hati. Seperti yang di lakukan oleh Rasulullah terhadap istri-istrinya.
B. Cara Rasulullah Memperlakukan Istri-istrinya
Orang yang mempelajari sejarah hidup Rasulullah saw. maka ia akan menemukan bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang sangat memperhatikan isterinya, menjaganya, dan memberikan cinta kepadanya.
Banyak sekali contoh tentang hal tersebut, Rasulullah saw. adalah orang yang pertama menghiburnya ketika isterinya bersedih, menghapus air matanya, mengetahui perasaannya, tidak memojokkannya dengan kata-kata yang tidak enak di dengar,  beliau saw. mendengarkan pengaduannya, meringankan kesedihannya, bertamasya dan berlomba dengannya, mempertimbangkan usulannya, menghormati pribadinya tidak merendahkannya ketika terjadi musibah atau masalah, bahkan beliau saw. memberitahukan cintanya kepadanya dan bahagia dengan cinta tersebut, berikut adalah beberapa contoh kasih sayang Rasulullah saw. terhadap isteri-isterinya:
a.Mengetahui perasaannya
Rasulullah saw. bersabda kepada Aisyah Ra. : ”Sesungguhnya saya mengetahui jika kamu senang terhadap saya, dan jika kamu sedang marah kepadaku, Aisyah berkata: dari mana Baginda mengetahuinya? Rasulullah saw. menjawab: adapun jika engkau sedang senang terhadapku, maka kamu akan mengatakan ‘tidak’ dan demi Tuhan (nya) Muhammad! Dan jika kamu sedang marah maka kamu akan mengatakan ‘tidak’ dan demi tuhan (nya) Ibrahim as.! Aku (Aisyah as.) berkata: ya, betul itu..”. (HR. Aisyah as. , al muhaddits: Muslim, Hadits shahih, sumber: al Musnad as Shahih, Hal atau no: 2439).
b.Rasulullah saw. Memperhatikan rasa cemburunya dan cintanya
Hadits dari Ummu salamah ra. Bahwasanya ia membawakan Rasulullah saw. dan para sahabatnya satu piring makanan, kemudian Aisyah ra. Datang dengan memakai pakaian (kisaa’), dan sedang membawa fahr (sebuah batu), dan menggunakan fahr tersebut memecahkan piring (yang di bawa oleh Ummu Salamah), kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan ke dua pecahan piring tersebut, dan Beliau saw. bersabda: “makanlah telah cemburu Ummu kalian dua kali, kemudian Rasulullah saw. mengambil piringnya Aisyah Ra. Dan memberikannya kepada Ummu salamah Ra. Dan memberikan piring Ummu Salam Ra. Kepada Aisyah Ra”. (HR. Ummu Salamah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits al Baany, sumber: shahihu Nasaai, Hal atau no: 3966).
c.Rasulullah saw. memahami kelemahannya dan tabiatnya
Rasulullah saw. bersabda: “Aku berwasiat kepada kalian mengenai wanita,  karena perempuan di ciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), sesungguhnya sesuatu yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian atasnya, jika kamu (memaksanya) supaya lurus, maka kamu akan memecahkannya, dan jika kamu membiarkannya bengkok maka ia akan senantiasa bengkok, maka aku berwasiat kepada kalian (peliharalah dengan baik) para wanita”. (HR. Abu Hurairah Ra., Hadits Shahih, Sumber: al Jaami’u Sshahih, al Muhaddits: Bukhari, Hal atau no: 3331).
Hadits diatas bukan sebagai celaan terhadap kaum hawa (wanita) sebagaimana yang di pahami oleh sebagian orang,  akan tetapi untuk memahamkan kaum pria tentang tabi’at seorang perempuan. Dalam hadits tersebut terdapat suatu pemahaman yang sangat menakjubkan mengenai tabiat seorang perempuan, dan juga di dalamnya terdapat suatu isyarat bahwa boleh membiarkan seorang perempuan sesuai dengan tabi’atnya (mengikuti karakternya) dalam hal-hal yang hukumnya Mubah (boleh), akan tetapi tidak boleh membiarkannya larut dalam tabi’atnya (karakternya)  jika hal tersebut dapat membuat dia berbuat suatu yang tercela seperti maksiat dan meninggalkan hal-hal yang wajib.
d.Rasulullah saw. mengadu dan bermusyawarah dengannya.
Rasulullah saw. bermusyawarah dengan isteri-isterinya mengenai hal-hal yang penting, diantaranya Rasulullah saw. bermusyawarah dengan Ummu Salamah Ra. Pada ” Shulhul Hudaibiyah”. (perdamaian Hudaibiyah),  Ketika Rasulullah saw. telah selesai menulis hal-hal yang beliau saw. sepakati dengan pihak kaum Quraisy, yaitu perjanjian Hudaibiyah tahun Hudaibiyah, beliau bersabda kepada para sahabatnya: “berdirilah kalian semua, berkorbanlah (potong hewan kurban), dan bertahallul –lah (cukur rambut), beliau saw. bersabda: tidak ada seorangpun dari mereka yang berdiri, sampai beliau mengatakan hal tersebut tiga kali, ketika tidak ada satupun dari mereka yang berdiri, maka beliaupun masuk dan menemui Ummu Salamah Ra. kemudian menceritakan hal tersebut kepadanya,  maka Ummu Salamah mengatakan kepadanya: Wahai Nabi Allah !, keluarlah dan jangan bicara dengan siapapun dari mereka, sampai Baginda memotong hewan kurban milik Baginda dan panggillah tukang cukur Baginda dan bercukurlah, beliaupun saw. berdiri dan tidak berbicara dengan siapapun dari mereka, sampai beliau saw. selesai melakukan hal tersebut. Maka ketika mereka (para sahabat)  melihat apa yang telah di lakukan Rasulullah saw., merekapun berdiri dan memotong hewan kurbannya (damnya),  dan mereka saling bercukur-cukuran, sehingga hampir saja mereka salaing membunuh di karenakan ke samaran”.
 (HR. Ummu Salamah Hindun Binti Abi Umayyah Ra., Hadits Mutawatir, al Muhaddits: Ibn jarir at Tabari, Sumber: Tafsir At Tabari, Hal atau no: 2/293).  
e.Menunjukkan kecintaanya dan kesetiaannya kepadanya
Rasulullah saw. bersabda kepada Aisyah Ra. Pada hadits Ummu Zar’I t Thawil Yang di riwayatkan oleh Imma Bukhari: “ Saya untukmu seperti Abi Zar’I terhadap Ummu Zar’I “ artinya: kesetiaan dan cinta saya kepadamu seperti kesetiaan dan cinta  Abi Zar’I, kemudian Aisyah Ra. Berkata: demi Ayah dan Ibuku Engkau lebih baik daripada Abi Zar’I terhadap Ummu Zar’I”. (HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Bukhari, sumber: Al Jaami’ As shahih, hal atau no: 5189).
f.Memanggilnya dengan panggilan yang baik
Rasulullah saw. memanggil Aisyah Ra. Dengan panggilan: Ya ‘Aisy.., ini Jibril as. Mengucapkan salam untukmu, maka aku (Aisyah Ra.) berkata: atasnya salam dan Rahmat Allah swt. dan berkah-Nya kepadanya, Baginda melihat apa yang aku tidak lihat. Yang dia maksud Rasulullah saw.Terkadang beliau saw. memanggil Aisyah Ra. Dengan panggilan “wahai Humairah” , kata “humairah” ialah bentuk tashgir (diminutif) dari kata al Hamraa’ artinya yang putih. (HR. Aisyah Ra., Hadits sanadnya shahih, al Muhaddits: Ibn Hajar al Asqalani, sumber: Fathul baari oleh Ibn hajar al Asqalaany, no atau hal: 515/2).
g.Rasulullah saw. makan dan minum bersamanya
Aisyah Ra. Berkata: “ketika saya sedang haidh saya minum, kemudian minuman saya di ambil oleh Rasulullah saw., kemudian beliau saw. meletakkan mulutnya di tempat bekas mulut saya, kemudian beliau minum, saya sedang menggigit sisa-sisa daging yang terletak di tulang sementara saya sedang haid, kemudian (tulang) tersebut di ambil oleh Rasulullah saw. , kemudian beliau saw. meletakkan mulutnya pada tempat bekas mulut saya”. (HR. Aisyah Ra., Derajat hadits: shahih, Muhaddits: Muslim, Sumber: al Musnad Shahih, Hal/no: 300).
h.Rasulullah saw. tidak pernah mengeluhkan keadaan isterinya.
Aisyah Ra. Berkata: “Saya menyisir rambut Rasulullah saw. ketika saya sedang haid”.
(HR. Aisyah Ra., Derajat hadits: Shahih, al Muhaddits: al Bukhari, sumber: al Jaami’ shahih, Hal/no: 295).
i.Rasulullah  saw. tidur dan bersandar di kamar isterinya.
Aisyah Ra. Berkata: “Rasulullah saw. bersandar di kamarku ketika aku sedang haid, kemudian beliau membaca al Qur’an”.(HR. Aisyah Ra., Derajat hadits: Shahih,
 al Muhaddits: Bukhari, Sumber: al Jaami’ shahih, Hal/no: 297).
j.Rasulullah saw. bertamasya dengan isterinya
Adalah Rasulullah saw. ketika hendak melakukan perjalanan maka beliau saw. mengundi isteri-isterinya , kemudian Aisyah Ra. Dan Hafshah Ra. Namanya di undi, lalu nama keduanya keluar secara bersamaan. Maka pada malam hari Rasulullah saw. berjalan di temani Aisyah Ra. Dan beliau ngobrol dengannya, maka Hafshah Ra. Berkata kepada Aisyah Ra. : Bagaimana kalau malam ini kamu menunggangi unta saya dan saya menunggangi unta kamu dan kita sama-sama memperhatikan (apa yang akan di lakukan oleh Rasulullah saw.)? Aisyah menjawab: baik, maka Aisyahpun menunggangi unta Hafshah. Sementara Hafshah menunggangi unta Aisyah. Kemudian Rasulullah saw. mendatangi unta Aisyah yang sementara di tunggangi oleh Hafshah, Beliau saw. mengucapkan salam kepadanya dan berjalan bersamanya, sampai mereka singgah, Aisyah Ra. Tertinggal jauh diapun cemburu, ketika mereka singgah (pada suatu tempat) maka Aisyah Ra. Meletakkan kakinya pada rumput-rumput yang ada (memukul-mukulkannya ke tanah), kemudian ia berkata: Ya Tuhan ! biarkanlah kalajengking menyengat saya atau ular mematuk saya.  Rasul-Mu! dan saya tidak  dapat mengatakan sesuatupun kepadanya”.  (HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Muslim, sumber: al Musnad as Shahih, Hal/No: 2445).

k.Rasulullah saw. membantu isterinya mengerjakan pekerjaan rumah
Aisyah Ra. Di tanya: mengenai apa yang di lakukan Rasulullah saw. di rumahnya? Aisyah Ra. Menjawab: beliau saw. membantu isterinya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, dan jika beliau saw. mendengarkan adzan beliaupun keluar (ke mesjid)”. (HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Bukhari, Sumber: al Jaami’ as Shahih, Hal/No: 5363).
l.Rasulullah saw. mengerjakan sesuatu yang bisa beliau lakukan sendiri untuk meringankan beban isterinya.
Aisyah Ra. Di tanya mengenai apa yang di lakukan Rasulullah saw. di rumahnya? Aisyah menjawab: beliau saw. mencuci sendiri pakaiannya, memeras susu kambingnya, dan melayani dirinya sendiri”. (HR. Aisyah Ra.,  Hadits Shahih, al Muhaddits: al Baany, Sumber: Shahihul Jaami’, Hal/No: 4996).Aisyah Ra. Juga mengatakan bahwa: Rasulullah saw. sendiri yang menjahit bajunya, menambal sandalnya dan mengerjakan seperti apa yang di lakukan suami-suami yang lain di rumahnya”. (HR. Aisyah Ra., Hadits shahih, al Muhaddits: al Baany, Sumber: Shahihul Jaami”, Hal/No: 4937).
m.Menahan diri  (agar tidak marah) untuk kebahagiaannya (pada hal-hal yang boleh)
Abu Bakar Ra. Masuk ke rumahnya Aisyah Ra. Sementara terdapat dua anak perempuan yang sedang memukul rebana, dan keduanya menyanyi, sementara Rasulullah saw. sedang menutup kepalanya dengan kainnya, kemudian beliau saw. membuka penutup di wajahnya dan mengatakan: wahai Abu Bakar biarkan saja! Hari ini adalah hari raya, yaitu hari-hari Mina, sementara Rasulullah saw. pada waktu itu berada di Madinah”. (HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: al Baany, Sumber: Shahihu nasaa’I, Hal/No: 1596).
n.Rasulullah saw. cinta kepada isteri-isterinya
Rasulullah saw. sangat cinta dan sayang terhadap Khadijah Ra. Sementara saya (Aisyah Ra.) tidak pernah bertemu dengan Khadijah, Aisyah Ra. Berkata: jika Rasulullah saw. memotong seekor kambing, maka beliau saw. bersabda: kirimkanlah (dagingnya) untuk kerabat-kerabat Khadijah. Aisyah Ra. Berkata: dan pada suatu hari aku marah, dan aku mengatakan: Khadijah? Lalu Rasulullah saw. bersabda : sesungguhnya saya telah di karuniai cintanya”… (HR. Aisyah Ra., Hadits shahih, al Muhaddits: Muslim, sumber: al Musnad as Shahih, hal/no:2435). 74712- jika beliau saw. memotong kambing, beliau saw. bersabda: kirimkanlah kepada kerabat-kerabat Khadijah”.(HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Muslim, Sumber: Shahihul jaami’, Hal/No: 4722).
Rasulullah saw. memuji isterinya “Kelebihan Aisyah Ra. Di bandingkan isteri-isterinya yang lain seperti bandingannya Tsaried (bubur, roti yang di remuk dan di rendam dalam kuah) dengan makanan-makanan yang lain”. (HR. Anas Bin Malik Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Muslim, Sumber: al Musnad as Shahih, Hal/No: 2446).
o.Rasulullah saw. bahagia ketika isterinya bahagia
Aisyah Ra. Berkata: pada suatu hari Rasulullah saw. pulang dari suatu peperangan sementara  saya menutupi sesuatu, lalu angin bertiup maka terbukalah kain penutup tersebut dan kelihatanlah boneka-boneka mainanku, Rasulullah saw.pun bertanya: apa ini? Aisyah Ra. Menjawab: ini adalah bonekaku (mainanku), kemudian beliau pun bertanya lagi: apa yang terdapat di tengah-tengahnya ini? Aku menjawab: itu adalah kuda, beliau saw. bertanya lagi: apa yang terdapat di tubuhnya ini? Aku menjawab: itu adalah dua sayap, beliau bersabda: kuda mempunyai dua sayap? Aku berkata: apakah baginda Rasulullah saw. tidak pernah mendengar bahwasanya Sulaiman bin Daud mempunyai seekor kuda yang punya sayap. Rasulullah saw. pun tertawa sehinnga nampak gigi gerahamnya”.  (HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: al Baany, Sumber: Ghayatul maram, Hal/No: 129).
p.Rasulullah saw. memperhatikan akhlak yang baik dari isteri-isterinya
…jika tidak di sukai salah satu dari perangainya (si isteri) mungkin anda dapat menyukai perangainya yang lain…(HR. Muslim, Hadits Shahih, al Muhaddits Muslim, sumber al Musnad as Shahih, Hal/No: 1469).
q.Tidak menyebarkan rahasia-rahasianya (baik dari pihak isteri atau suami)
Sesungguhnya orang yang paling jelek (jahat) posisinya di sisi Allah pada hari kiamat ialah: suami yang membuka rahasia isterinya (mempermalukannya), dan isteri yang mempermalukan suaminya, dan menyebarkan rahasianya”. (HR. Abu Sa’id al Khudry, Hadits Shahih, al Muhaddits Muslim, Sumber: al Musnad Shahih, Hal/No: 1437).
r.Rasulullah saw. tidak menyaikiti atau memukul isterinya
Rasulullah saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, Beliau saw. tidak pernah memukul isterinya, dan juga pembantunya, kecuali jika beliau sedang berjihad di jalan Allah Swt. (berperang….(HR. Aisyah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits Muslim, sumber: al Musnad as Shahih, Hal/No: 2328).
s.Rasulullah saw. menjaga dan mengusap air mata isterinya
Shafiyah Ra. Bersama dengan Rasulullah saw. pada suatu perjalanan, lalu ia lambat di dalam perjalanan, maka Rasulullah saw. menemuinya sementara ia sedang menangis, dan berkata: baginda memberikan aku unta yang lambat, maka Rasulullah saw. mengusap air mata di kedua matanya dan mendiamkannya”. (HR. an Nasaa’i).
t.Rasulullah saw. menyuapi isterinya
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kamu tidak akan menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengan nafkah tersebut Ridha Allah, kecuali Allah akan menambahakan dan meninggikan derajatmu, sekalipun hanya suapan yang engkau letakkan di mulut isterimu”. (al Muhaddits: Ibn Taimiyyah, Hadits Shahih, Sumber: al Majmu’ fatawa, Hal/No: 30/10).
u.Rasulullah saw. memperhatikan kebutuhan-kebutuhan isterinya
 Aku bertanya: wahai Rasulullah saw. apa hak isteri terhadap kami (para suami), Beliau Saw. menjawab: memberinya makanan jika kamu makan, memberinya pakaian jika kamu punya pakaian, jangan pukul wajahnya, jangan mencacinya, dan jangan membentaknya kecuali jika kamu di rumah (jauh dari pandangan orang banyak)”. (HR. Mu’awiyah bin Hidah al Qusyairy, derajat hadits: (di syaratkan dalam al Muqaddimah) bahwasanya  hadits ini adalah hadits shahih sesuai dengan jalur ahlul hadits, al Muhaddits: Ibn Daqiq al ‘id, Sumber: al Ilmam, Hal/No: 2/655).
v.Rasulullah saw. memilihkan nama-nama yang baik untuk isterinya
Aisyah Ra. Berkata kepada Rasulullah saw. : Ya Rasulullah saw. setiap isteri-isterimu mempunyai kuniyah (gelar) kecuali saya, lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya: berilah dirimu kuniya dengan nama anakmu Abdullah yakni Abdullah Ibn Zubair, kamu sekarang adalah Ummu Abdullah, berkata: maka senantiasa ia di gelar dengan sebutan Ummu Abdullah sampai ia wafat sementara ia tidak pernah melahirkan”. (HR. ‘Urwa bin Zubair, sanadnya shahih, al Muhaddits al Baany, sumber: silsilatu ahaaditsu as Shahihah, Hal/No: 1/255).
w.Rasulullah saw. mencintai isterinya dan menghormati keluarganya
Rasulullah saw. mengutus ‘Amru bin ‘Ash Ra. dalam suatu peperangan zaatu ssalaasil , ia berkata: lalu aku mendatanginya kemudian aku berkata: siapa yang anda paling sukai? Beliau saw. menjawab: Aisyah, aku bertanya lagi kalau dari golongan laki-laki? Beliau saw. menjawab: ayahnya (yaitu Abu Bakar Ra.), aku bertanya lagi: kemudian siapa lagi? Beliau saw. menjawab: Umar, kemudian beliau menyebutkan beberapa orang , lalu aku diam khawatir beliau akan menjadikanku paling terakhir dari mereka (dari nama-nama yang telah di sebutkan)”. (HR. Abu Utsman an Nahdy, Hadits Shahih, Muhaddits: Bukhari, sumber: al Jaami’ as Shahih, Hal/No: 4358).
x.Rasulullah saw. Merawat sendiri isterinya ketika ia sakit
Adalah Rasulullah saw. Ketika salah seorang dari isterinya sedang sakit, maka beliau saw. Meniupkan untuknya dengan (membaca) al mau’idzaat (surah al ikhlash, surah al Falaq dan surah an Naas), kemudian ketika beliau saw. Sakit yang membuatnya wafat, maka beliau saw. Meniupkan hal tersebut dan menyapukan ke tubuhnya dengan kedua tangannya, karena kedua tangannya mempunyai berkah yang sangat besar di bandingkan dengan kedua tanganku (Aisyah Ra.). dalam riwayat Yahya bin Ayyub: Rasulullah saw. Meniupkannya dengan al al mau’idzaat. (Perawi: Aisyah Ra., Hadits shahih, al Muhaddits: Muslim, Sumber: al Musnad ash Shahih, hal/no: 2192).
Rasulullah saw. Memberitakan berita gembira untuk isterinya dan membahagiakannya
Jibril as. Mendatangi Rasulullah saw. Dan ia mengatakan: ya Rasulullah, ini Khadijah Ra. Telah datang, dia membawa bejana yang berisikan kuah,  makanan dan minuman, jika ia telah datang menemuimu maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan dari Saya, dan beritakan berita gembira untuknya dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara yang tidak ada kegaduhan dan keletihan di dalamnya”.(Perawi: Abu Hurairah Ra., Hadits Shahih, al Muhaddits: Bukhari, Sumber: al Jaami’ ash Shahih, hal/no: 3820).
Dari Aisyah Ra.: Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya Jibril as. Mengucapkan salam untukmu”. Aku menjawab: untuknya (salam) dan rahmat Allah swt. Jibril as. Mendatangi Rasulullah saw. Dan mengatakan: “wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah telah datang dan ia membawa makanan dan minuman, jika ia telah menemuimu maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan dari saya, dan beritakan berita gembira dengan dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara yang tidak ada kegaduhan dan keletihan di dalamnya, Maka Rasulullah saw. Memberitakan berita gembira itu kepadanya, dan hal tersebuta peliharalah perempuan dengan cara yang baik




BAB III
PENUTUP
Dengan adanya hadist yang menerangkan “ Bagaimana berinteraksi dengan kaum Ibu / Hawa “, dapatlah kiranya menjadi panutan bagi kita semua. Mengingat banyaknya kasus KDRT saat ini, dan yang menjadi korbannya adalah kaum perempuan. Dan dengan adanya contoh dari Rasulullah memperlakukan istrinya, dapatlah menjadi referensi bagi kaum adam untuk memperlakukan istri mereka kelak dengan cara yang baik pula. Karena perempuan tercipta dari tulang yang bengkok. Ketika kita memaksa untuk meluruskannya, maka tulang itu akan patah. Dengan ini, kita tahu bagaimana cara memperlakukan seorang perempuan dengan baik.













DAFTAR PUSTAKA

Kitab bukhori, juz 30, hal 250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar